REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Mantan perdana menteri Sudan Sadiq al-Mahdi meninggal akibat mengidap Covid-19 pada Kamis (26/11). Negara itu mengumumkan tiga hari berkabung nasional.
"Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada rakyat Sudan atas kematiannya," kata Partai Umma Nasional dalam sebuah pernyataan dikutip laman Asharq Al-Awsat. Al-Mahdi merupakan petinggi dari partai tersebut.
Sebelum meninggal, al-Mahdi yang telah berusia 84 tahun, menjalani perawatan di Uni Emirat Arab (UEA). Dia dipindahkan tiga pekan lalu. Kala itu al-Mahdi telah positif Covid-19. Ia dijadwalkan dimakamkan pada Jumat (27/11).
Al-Mahdi lahir pada Desember 1935 di Khartoum. Ia memperoleh gelar master di bidang ekonomi dari Oxford University pada 1957. Dia adalah perdana menteri terakhir yang terpilih secara demokratis.
Pemerintahannya digulingkan dalam kudeta militer pada 1989. Aksi itu dipimpin mantan presiden Sudan Omar Al-Basheer. Pada April 2019 lalu, pemerintahan Al-Basheer juga digulingkan oleh militer.
Sejauh ini, Sudan sudah melaporkan hampir 17 ribu kasus Covid-19. Lebih dari 1.200 warga di sana telah tewas akibat virus corona.