REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Otoritas Palestina (PA) dan Liga Arab menunggu peran-peran positif pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden terpilih Joe Biden untuk menuju pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Presiden PA Mahmud Abbas dan Kepala Liga Arab yang berbasis di Kairo, Ahmed Aboul Gheit telah mengadakan pembicaraan di ibu kota Mesir tentang konflik Israel-Palestina sehubungan dengan pemilihan presiden AS.
“Kami berharap pemerintahan baru AS akan membuka jalan bagi pemulihan peran yang lebih aktif dan positif untuk menemukan penyelesaian dan mendirikan negara Palestina,” dalam pernyataan bersama yang dikutip Alarabiya, Senin (30/11),
Selain itu, Abbas juga telah meminta Presiden Biden untuk memperbaiki kembali hubungan antara Palestina dan Washington yang telah rusak selama masa jabatan Presiden Donald Trump.
Sebelumnya, PA telah memutuskan hubungan dengan pemerintahan Trump dan menuduhnya sangat pro-Israel. Trump juga memotong dana ke badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Trump bahkan telah mengakui Yerusalem, termasuk sektor timur yang dianeksasi, sebagai ibu kota yang tidak terbagi dan memindahkan kedutaan AS ke kota tersebut.
Trump menghindari untuk mengkritik pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, melanggar kebijakan AS selama puluhan tahun bahwa perluasan permukiman merupakan hambatan bagi perdamaian.
Pada bulan Januari, Trump mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah yang kontroversial tanpa masukan dari Palestina, yang telah langsung menolaknya.
Sementara itu, Abbas sedang melakukan tur regional yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina. Dia bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II pada Ahad (29/11) kemarin dan juga akan mengadakan pembicaraan di Kairo dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Senin (30/11) hari ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung di resor Laut Merah Yordania di Aqaba tersebut, Raja Yordania Abdullah II mengulangi seruan untuk solusi dua negara antara Israel dan Palestina.