REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Senin (30/11) mengutuk pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Rusia menggambarkan insiden itu sebagai "tindakan teroris provokatif yang bertujuan untuk mengacaukan situasi dan memicu potensi konflik di wilayah tersebut".
"Stabilitas dan keamanan Timur Tengah dan kawasan Teluk Persia adalah prioritas tetap bagi Federasi Rusia. Upaya dan inisiatif kami di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa, platform internasional lainnya, dan dalam hubungan bilateral dengan negara-negara di kawasan itu ditujukan untuk mengimplementasikan itu," kata Kemlu Russia.
Otoritas Russia juga mendesak "semua pihak" untuk menahan diri dari langkah-langkah yang dapat menyebabkan peningkatan eskalasi lebih lanjut. Fakhrizadeh dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal di pinggiran ibu kota Teheran pada Jumat lalu.
Sebagian besar pejabat Iran menganggap Israel bertanggung jawab atas pembunuhan itu, bersumpah akan memberikan tanggapan yang keras. Selama pemakaman Fakhrizadeh pada Senin, Menteri Pertahanan Amir Hatami mengatakan negaranya tidak akan membiarkan pembunuhan itu tanpa balasan.
Juru bicara Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri di parlemen Iran juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jejak Israel dalam pembunuhan tersebut jelas terlihat.