REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan dalam enam tahun terakhir, konflik Yaman telah menyebabkan 233 ribu orang tewas. OCHA menilai jumlah korban sangat disayangkan dan tidak dapat diterima.
Dilaporkan laman Anadolu Agency pada Selasa (1/12), dalam laporannya OCHA mengatakan jumlah korban merupakan akumulasi, yakni mereka yang tewas langsung dalam konflik atau karena alasan yang terkait dengannya. OCHA menilai Yaman telah mencapai titik kritis dan ada kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata segera.
PBB telah menyatakan krisis di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Konflik sipil yang berlangsung sejak 2014 tidak hanya menghancurkan fasilitas publik vital, tapi juga memicu krisis pangan akut. Jutaan warga di sana mengalami kelaparan. Akses ke fasilitas atau layanan kesehatan semakin sulit.
Hingga kini belum ada tanda-tanda konflik Yaman bakal berakhir. Situasi kian kompleks karena Arab Saudi turut melakukan intervensi militer ke negara tersebut sejak 2015. Riyadh ingin menumpas kelompok pemberontak Houthi yang disebut didukung Iran.