REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand pada Rabu (2/12) melaporkan enam lagi warga negaranya yang terinfeksi virus corona telah secara ilegal memasuki negara itu, melewatkan aturan karantina, dan melakukan perjalanan ke berbagai provinsi.
Temuan itu meningkatkan kekhawatiran akan wabah baru di negara dengan kasus yang relatif sedikit. Infeksi baru telah tercatat, menyusul empat kasus lain minggu lalu, yang juga memasuki Thailand dari negara tetangga Myanmar melalui penyeberangan perbatasan alami, menghindari pemeriksaan imigrasi, dan karantina wajib selama dua minggu.
"Keenam warga Thailand itu kemudian melakukan perjalanan secara terpisah ke empat provinsi, termasuk Ibu Kota Bangkok," kata Direktur Departemen Pengendalian Penyakit Thailand Sophon Iamsirithaworn dalam konferensi pers.
Mereka telah bekerja bersama di tempat hiburan di Myanmar, negara yang rata-rata mengalami 1.421 kasus baru Covid-19 setiap hari, dengan 92.189 infeksi dan 1.972 kematian secara keseluruhan.
Seorang pejabat kesehatan mengatakan kepada Reuters bahwa pihak berwenang harus melacak ratusan orang yang berpotensi terkena enam kasus baru. Mereka telah berhasil melacak 300 orang dalam beberapa hari terakhir yang terkena kasus masuk ilegal pertama, tetapi tidak ada yang terinfeksi.
"Orang-orang ini tidak memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara," kata pejabat kesehatan senior Thongchai Keratihuttayakorn.
"Kami sedang dalam proses mengumpulkan informasi tentang dengan siapa mereka berhubungan dan jadwal terperinci di mana mereka berada," ia menambahkan.
Setelah kembali, mereka melakukan perjalanan dengan pesawat, bus, dan taksi serta mengunjungi tempat hiburan dan mal, beberapa tidak memakai masker, kata Thongchai. Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha sebelumnya mengatakan mereka yang masuk secara ilegal akan dituntut.
Dengan kontrol dan pengawasan perbatasan yang biasanya ketat, Thailand telah menekan jumlah infeksi pada 4.026 kasus dengan 60 kematian, tetapi kasus baru menyebabkan kekhawatiran munculnya kembali wabah lokal.