REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pada 3 Desember 1984, pabrik kimia di Bhopal, India mengalami kebocoran. Hampir 3.000 jiwa meninggal karena efek gas beracun yang ditimbukan dari kebocoran tersebut.
Kecelakaan industri terburuk itu terjadi pada dini hari di Pabrik Pestisida Union Carbide milik Amerika, tiga mil (4,8 kilometer) dari Bhopal. Direktur Pelaksana Union Carbide di India, YP Gokhale mengatakan, bahwa gas metil isosianat (MIC) telah keluar ketika katup di tangki penyimpanan bawah tanah pabrik pecah karena tekanan.
Hal itu menyebabkan awan gas mematikan yang melayang dari pabrik di atas Bhopal, yang merupakan rumah bagi lebih dari 900 ribu penduduk. Banyak dari mereka tinggal di daerah kumuh.
Kekacauan dan kepanikan kemudian meletus di kota dan sekitarnya saat puluhan ribu orang berusaha melarikan diri. Lebih dari 20 ribu orang membutuhkan perawatan rumah sakit untuk gejala termasuk mata bengkak, mulut berbusa, dan kesulitan bernapas.
Ribuan kucing, anjing, sapi, dan burung mati berserakan di jalan-jalan dan kamar-kamar jenazah kota penuh dengan cepat. Penduduk Bhopal Ahmed Khan menceritakan pengalamannya kala itu.
"Kami tersedak dan mata kami terbakar. Kami hampir tidak bisa melihat jalan menembus kabut, dan sirene menggelegar," ujarnya dikutip laman BBC History, Kamis (3/12).
"Kami tidak tahu harus lari ke mana. Semua orang sangat bingung," ujarnya menambahkan.
Menurutnya, para ibu tidak tahu bahwa anak-anak mereka telah meninggal. Begitu pun anak-anak tidak tahu bahwa ibu mereka telah meninggal. "Dan para pria tidak tahu bahwa seluruh keluarga mereka telah meninggal," ujarnya.
Pabrik Union Carbide kemudian ditutup segera setelah kecelakaan itu dan tiga anggota senior staf ditangkap. Pakar medis dan ilmiah dikirim ke tempat kejadian. Kemudian, Pemerintah India memerintahkan penyelidikan yudisial.
Perdana Menteri India kala itu, Rajiv Gandhi, terbang ke daerah itu dalam beberapa hari ke depan setelah kejadian. Kecelakaan itu adalah salah satu kecelakaan industri terburuk di dunia. Beberapa hari setelah insiden terjadi, tercatat hampir 3.000 orang meninggal akibat efek gas beracun.
Diperkirakan sekitar 50 ribu orang yang dirawat dalam beberapa hari pertama menderita efek samping yang mengerikan, termasuk kebutaan, gagal ginjal, dan gagal hati. Para aktivis hak asasi manusia mengatakan hampir 20 ribu orang lainnya telah meninggal karena efek kebocoran.
Investigasi terhadap bencana tersebut mengungkapkan bahwa ada sesuatu yang salah secara fundamental dengan tangki yang menyimpan lethal methyl isocyanate (MIC). Pada 1989 Union Carbide, yang kini merupakan anak perusahaan Dow Chemical, membayar Pemerintah India 470 juta euro dalam sebuah penyelesaian yang oleh banyak orang dianggap tidak mencukupi.
Pada 1999 sebuah kelompok sukarela di Bhopal mengajukan gugatan di Amerika Serikat yang mengklaim bahwa Union Carbide melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia. Pada November 2002, India mengatakan sedang mengupayakan ekstradisi mantan bos Union Carbide Warren Anderson dari AS.
Anderson menghadapi tuduhan pembunuhan karena melakukan pemotongan biaya di pabrik yang diduga telah membahayakan standar keselamatan. Pada Oktober 2004, Mahkamah Agung India menyetujui rencana kompensasi yang dibuat oleh komisi kesejahteraan negara bagian untuk membayar hampir 350 juta dolar AS kepada lebih dari 570 ribu korban bencana.