REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Presiden Azerbaijan pada Rabu (2/12) mengumumkan bahwa tanggal 10 November, hari di mana Armenia menerima kekalahannya dan mengakhiri pertempuran selama enam minggu di wilayah Karabakh, sebagai "Hari Kemenangan."
Presiden Ilham Aliyev juga menetapkan tanggal 27 September, ketika Baku memulai operasi untuk membebaskan tanahnya dari pendudukan Armenia sebagai "Hari Peringatan" bagi mereka yang telah mati syahid.
Menurut kesepakatan gencatan senjata, Armenia berjanji untuk mengevakuasi kota Aghdam, Lachin dan Kalbajar. Sementara itu, bangsa Turki tengah bersiap untuk melakukan parade militer di Lapangan Azadliq (Kemerdekaan) di ibu kota Baku.
Kendaraan lapis baja dan senjata lain yang disita dari tentara Armenia akan ditampilkan dalam parade tersebut. Namun, otoritas belum memberikan pengumuman resmi mengenai tanggal upacara tersebut.
Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, adalah wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi berada di bawah pendudukan Armenia sejak awal 1990-an. Bentrokan selama 44 hari berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia, dan Azerbaijan berhasil membebaskan lima pusat kota, empat kota, dan 286 desa di tengah pertempuran sengit.