REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menyambut baik adanya kemajuan dalam pembicaraan perdamaian antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban dengan disepakatinya 'rules of procedures' oleh kedua pihak.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mendorong kedua pihak untuk terus melakukan interaksi secara konstruktif yang didasarkan pada niat baik dan upaya untuk mencari solusi bersama, agar negosiasi terhadap isu substantif dapat segera dimulai.
"Menggarisbawahi prinsip Afghan-owned, Afghan-led dan pentingnya proses perdamaian yang inklusif, termasuk peran ulama dan perempuan," kata Retno dalam konferensi pers virtual pada Rabu (4/12).
Indonesia berharap kedua pihak dapat segera membahas upaya-upaya mengakhiri kekerasan, antara lain dengan menerapkan jeda kemanusiaan atau humanitarian pause yang diharapkan dapat berlanjut dengan kesepakatan gencatan senjata yang permanen.
"Selain mengakhir penderitaan rakyat Afghanistan, jeda kemanusiaan juga akan memungkinkan penanganan dampak pandemi Covid-19 di Afghanistan," kata dia.
Indonesia, jelas dia, berkomitmen terhadap upaya-upaya menciptakan perdamaian yang berkelanjutan dengan memberikan dukungan peningkatan kapasitas maupun dukungan dalam proses pembangunan Afghanistan termasuk pelibatan peran perempuan Afghanistan.