Sabtu 05 Dec 2020 10:53 WIB

Bahrain Jadi Negara Kedua yang Izinkan Vaksin Pfizer

Vaksin Pfizer mendapat restu untuk digunakan di Bahrain.

Tampak ampul dengan BNT162b2, isi kandidat vaksin Covid-19 yang berbasis mRNA buatan perusahaan farmasi Jerman Biontech. Vaksin yang dibuat juga bersama dengan Pfizer ini disebut 90 persen efektif.
Foto: EPA-EFE/BIONTECH SE
Tampak ampul dengan BNT162b2, isi kandidat vaksin Covid-19 yang berbasis mRNA buatan perusahaan farmasi Jerman Biontech. Vaksin yang dibuat juga bersama dengan Pfizer ini disebut 90 persen efektif.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Bahrain pada Jumat (4/12) memberikan lampu hijau untuk penggunaan darurat vaksin Covid-19 produksi Pfizer-BioNTech. Keputusan tersebut menjadikannya negara kedua setelah Inggris yang menyetujui vaksin tersebut.

Negara Teluk Arab itu juga memberikan izin penggunaan vaksin Covid-19 milik Sinopharm pada November untuk para pekerja lini terdepan. Bahrain tidak mengungkapkan jumlah vaksin yang telah dibelinya maupun waktu bergulirnya program vaksinasi. Bahrain dan Pfizer tak segera merespons pertanyaan yang diajukan kantor berita The Associated Press.

Baca Juga

Sementara itu, Aljazirah melaporkan bahwa Bahrain berhadapan dengan tantangan penyimpanan vaksin. Vaksin produksi Pfizer bersama mitranya dari Jerman, BioNTech, harus disimpan dalam suhu minus 70 derajat Celsius.

"Persetujuan vaksin Pfizer-BioNTech akan menambah fondasi penting yang lebih kuat terhadap penanganan Covid-19 nasional kerajaan tersebut," kata CEO National Health Regulatory Authority (NHRA), Dr Mariam Al Jalahma melalui pernyataan.

Sementara itu, pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat, Anthony Fauci, pada Kamis (3/12) meminta maaf usai meragukan akurasi regulator Inggris, yang merestui vaksin Covid-19 buatan Pfizer. Fauci juga mengakui pekerjaan otoritas kesehatan di Inggris.

"Sebenarnya terjadi kesalahpahaman, dan untuk itu saya meminta maaf, dan saya meminta maaf untuk itu," kata Fauci saat wawancara dengan BBC, setelah pernyataan sebelumnya di stasiun TV CBS disiarkan di Inggris dan menjadi sorotan.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement