REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Jumat (4/12), menolak berkomentar terkait pembicaraan Departemen Kehakiman Amerika Serikat dengan para pengacara yang dapat berujung pada pembebasan seorang pejabat senior Huawei yang menjadi tahanan rumah di Kota Vancouver.
Trudeau mengatakan pada wartawan bahwa 'prioritas utama' dia adalah untuk memulangkan dua warga negara Kanada yang ditahan di China.
Kedua warga Kanada itu ditangkap tak lama setelah polisi Kanada menahan Kepala Keuangan Huawei Technologies Co LtdMeng Wanzhou pada Desember 2018 atas surat perintah penangkapan dari Amerika Serikat.
"Kami akan terus bekerja keras untuk memulangkankedua Michael," katanya, merujuk pada Michael Kovrig dan Michael Spavor.
"Dua tahun adalah waktu yang sangat lama untuk berada di penjara di China, atau dimana pun," Kata Trudeau dalam konferensi pers. "Kami akan terus melakukan upaya yang diperlukan untuk memulangkan mereka kembali."
Para jaksa AS tengah merundingkan kesepakatan dengan para pengacara Meng dari Huawei untuk menyelesaikan tuntutan kriminal terhadap Meng, menurut seorang sumber yang mengetahui isu tersebut pada Kamis.
Pergerakan itu menunjukkan ada potensi berakhirnya kasus penahananMengitu, yang telah menyebabkan ketegangan dalam hubungan antara AS, China, dan Kanada.
Meng (48 tahun) menghadapi tuntutan penipuan bank dengan tuduhan bahwa dia telah memberi pengertian yang salah kepada HSBC Holdings Plc terkait urusan bisnis Huawei di Iran, yang dikenakan sanksi AS. Saat ini, dia tengah melawan ekstradisi di pengadilan Vancouver.
Menyusul penangkapan Meng, China memutuskan impor minyak biji canola dari Kanada dan menahan dua warga negara Kanada terkait tuduhan spionase. Permasalahan itu telah mendorong Kanada ke tengah perang dagang antara AS dan China.
Kkegagalan Trudeau untuk membebaskan Kovrig dan Spavor telah membuat pemerintahannya mendapat tekanan meningkat dari partai-partai oposisi, yang ingin perdana menteri mengambil sikap lebih keras terhadap China.