Senin 07 Dec 2020 19:03 WIB

Setelah 5 Bulan, Penerbangan Internasional Melbourne Dibuka

Ratusan penumpang diperkirakan akan tiba mulai pekan depan di Melbourne.

Penerbangan internasional Melbourne dibuka kembali setelah lima bulan terakhir (Foto: ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/DEAN LEWINS AUSTRALIA AND NEW ZEALAND
Penerbangan internasional Melbourne dibuka kembali setelah lima bulan terakhir (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Kota terbesar kedua di Australia, Melbourne, pada Senin (7/12), melansir reuters, menyambut kedatangan pertama dari penumpang penerbangan internasional. Hari ini, Senin, Melbourne memang sudah mulai membuka penerbangan internasional untuk pertama kali setelah lima bulan ditutup.

Setelah pembukaan kedatangan internasional, ratusan orang diperkirakan akan tiba di Victoria setiap pekan. Otoritas negara bagian mengatakan, petugas kepolisian saat ini akan memberlakukan standar yang lebih ketat.

Baca Juga

Pembukaan akses penerbangan internasional akan menguji keadaan sistem karantina hotel yang diubah di ibu kota Negara Bagian Victoria tersebut. Sebelumnya, Australia sejak Maret menutup perbatasannya untuk nonwarga negara. Namun, bandar udara yang melayani rute Melbourne mulai berhenti menerima kedatangan penumpang pada akhir Juni.

Dengan sistem yang baru, para warga Australia yang tiba dengan penerbangan dari Sri Lanka tidak lagi diizinkan meninggalkan kamar selama dikarantina di hotel. Sistem tersebut mirip dengan model yang digunakan di Sydney, ibu kota negara bagian terbesar Australia New South Wales (NSW). Sydney telah menampung ribuan orang yang kembali dan tidak ada klaster penularan yang muncul.

Lebih dari 20.000 infeksi tercatat di Victoria setelah staf hotel tertular virus dari orang-orang yang kembali dari luar negeri. Banyak pihak menuding bahwa wabah tersebut meluas karena para kontraktor swasta tidak mengikuti protokol kesehatan.

Setelah mencatat hanya satu infeksi lokal dalam sebulan terakhir, NSW secara bertahap mengurangi sebagian besar pembatasan sosial. Australia telah melaporkan sekitar 28.000 kasus COVID-19 dan 908 kematian sejak pandemi mulai muncul. Hanya 44 kasus aktif yang tersisa di negara itu dan sebagian besar orang dengan COVID dikarantina di hotel.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement