REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT -- Menteri Luar Negeri Oman Sayyid Badr Al-Busaidi menyatakan bahwa pihaknya menolak usulan Amerika Serikat yang menyatakan kelompok Ansarullah atau dikenal sebagai Houthi sebagai teroris. Bulan lalu, usulan tersebut disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump.
Usulan AS tersebut mendapat tentangan dari kelompok-kelompok kemanusiaan. Itu dinilai sebagai tindakan kontraproduktif dan mengganggu upaya bantuan internasional, serta prakarsa perdamaian yang didukung Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada Sabtu, Al-Busaidi mengatakan bahwa utusan AS untuk Timur Tengah David Schenker telah membahas hal di ibu kota Muscat.
"Iya, itu diajukan," ujar Al-Busaidi menyampaikan pembicaraannya dengan Schenker, dikutip dari Reuters dilansir dari Middle East Monitor, Sabtu (5/12).
"Pertanyaan saya untuk itu (AS), apakah keputusan tersebut akan menyelesaikan konflik Yaman mengingat kelompok ini merupakan pemain kunci? Atau apakah lebih baik mendukung apa yang dilakukan utusan PBB dengan mengundang semua pihak, termasuk kelompok itu, ke meja perundingan?" tanya Al Busaidi.
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa. Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi pimpinan Saudi meluncurkan serangan udara yang bertujuan untuk menggulung kembali keuntungan teritorial Houthi.
Lebih dari 100.000 warga Yaman, termasuk warga sipil, diyakini telah tewas dalam konflik tersebut, yang menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang terancam kelaparan.