Kamis 10 Dec 2020 05:04 WIB

Pakistan Bantah Kirim Militan Suriah ke Kashmir

India menuding Pakistan dibantu Turki mengirimkan militan Suriah ke Kashmir

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Nur Aini
Bendera India dan Pakistan
Foto: freepresskashmir.com
Bendera India dan Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan membantah laporan India yang menyebut mereka dan Turki mengirimkan militan Suriah ke Kashmir. Laporan tersebut disebut Pakistan sebagai berita bohong.

Minggu lalu, muncul laporan dari sebuah media yang menyebut bahwa militan dari barat laut dan utara Suriah dipindahkan oleh Pakistan dan Turki ke wilayah sengketa Kashmir. Langkah serupa pernah dilakukan Azerbaijan saat memindahkan mereka ke Libya pada September.

Baca Juga

Media tersebut mengklaim, Turki dan Pakistan bekerja sama dalam upaya pengiriman militan tersebut. Turki disebut merekrut militan dari utara Suriah, seperti Azaz, Jarablus, Al-Bab, Afrin, dan Idlib.

Kementerian Luar Negeri Pakistan membantah dan mengutuk klaim tersebut. "Pakistan sepenuhnya membantah berita bohong media India itu, yang menuduh pemindahan militan ke status khusus Jammu dan Kashmir (IIOJK)."

"Tipuan India seperti itu pasti akan gagal lagi. Dengan menyebarkan kebohongan seperti itu, India tidak dapat membayangi perjuangan sah rakyat Kashmir untuk kebebasan dari pendudukan India yang ilegal dan tidak manusiawi," ujarnya dilansir dari Middle East Mirror.

Pakistan juga meminta India untuk mematuhi hukum dan standar internasional di Kashmir yang diduduki India ketimbang melaporkan berita bohong tersebut.

"India disarankan untuk mematuhi hukum dan moral internasionalnya. Kewajiban dan membiarkan Kashmir menggunakan hak mereka yang tidak dapat dicabut untuk menentukan nasib sendiri." 

India dan Pakistan memperoleh kemerdekaan dari kekuasaan Inggris pada Agustus 1947. Hari Singh menandatangani Instrumen Aksesi menyatakan persetujuan bahwa negara bagian Jammu dan Kashmir akan masuk ke Uni India pada Oktober 1947.

Di bawah Instrumen itu, New Delhi hanya mengendalikan urusan luar negeri, pertahanan, dan komunikasi kawasan itu. Namun seiring berjalannya waktu, New Delhi mencairkan status otonomi Kashmir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement