REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Regulator Inggris mengatakan orang yang memiliki riwayat signifikan terhadap reaksi alergi tidak boleh menerima vaksin Pfizer-BioNTech. Rekomendasi ini keluar saat menyelidiki dua reaksi merugikan yang terjadi pada hari pertama program vaksinasi massal di negara itu dilakukan.
Direktur medis nasional untuk Layanan Kesehatan Nasional di Inggris, Profesor Stephen Powis, mengatakan otoritas kesehatan bertindak atas rekomendasi dari Badan Pengatur Produk Medis dan Kesehatan (MHRA).
"Seperti umumnya dengan vaksin baru, MHRA telah menyarankan dengan dasar pencegahan bahwa orang dengan riwayat reaksi alergi yang signifikan tidak menerima vaksinasi ini setelah dua orang dengan riwayat reaksi alergi yang signifikan merespons secara negatif kemarin," kata Powis dalam sebuah pernyataan, Rabu (9/12).
Komentar tersebut muncul ketika kepala MHRA June Raine mengatakan kepada komite Parlemen bahwa regulator telah menerima laporan tentang dua reaksi alergi dari vaksin tersebut. Meskipun kedua orang tersebut telah pulih dengan baik.
"Kami tahu dari uji klinis yang sangat ekstensif bahwa ini bukanlah sebuah fitur. Namun jika kami perlu memperkuat saran kami, setelah kami memiliki pengalaman dengan populasi rentan, kelompok yang telah dipilih sebagai prioritas, kami segera menyampaikan saran itu ke lapangan," ujar Raine.
Komentar Raine datang sebagai bagian dari diskusi umum yang dilakukan. Laporan tersebut dilakukan dengan terus melakukan pemantauan kepada orang-orang yang menerima vaksin resmi untuk penggunaan darurat pekan lalu.