REPUBLIKA.CO.ID, MILAN — Kasus pertama infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) kemungkinan ada di Italia sejak akhir November 2019. Hal itu diketahui dari sebuah laporan yang diterbitkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang melihat bahwa virus tersebut mungkin muncul lebih awal di Eropa.
Tes menunjukkan bahwa seorang anak dari Milan terjangkit sindrom pernapasan akut parah akibat infeksi virus penyebab Covid-19 pada awal Desember 2019 atau sekitar tiga bulan sebelum kasus pertama Covid-19 diidentifikasi di Italia. Saat itu, gejala yang dialami anak tersebut disalahartikan sebagai kasus campak.
Analisis dilakukan secara retroaktif pada sampel dari pasien yang kemudian dites negatif untuk campak, termasuk satu anak laki-laki berusia empat tahun yang menunjukkan hasil positif untuk Covid-19. Temuan ini dilaporkan para peneliti di Departemen Ilmu Biomedis untuk Kesehatan Milan.
Temuan dalam penelitian terbaru mengonfirmasi bahwa wabah di Italia terjadi lebih awal, yakni pada akhir November 2019, bukan pada akhir Februari 2020 terkait kasus Covid-19 diidentifikasi di Codogno. Ini sekaligus menjadi kasus pertama di Eropa, yang kemudian menyebar luas di seluruh benua.
Sebuah studi terpisah pada Juni lalu menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 ditemukan di sistem pembuangan limbah di Milan dan Turin pada awal Desember 2019. Italia menjadi negara yang paling awal terdampak pandemi, dengan lebih dari 1,7 kasus tercatat sejak awal wabah masuk ke negara itu dan terdapat lebih dari 60 ribu kematian.
Asal usul virus corona
Pada November, penelitian oleh National Cancer Institute (INT) Kota Milan menunjukkan SARS-CoV-2, telah beredar di Italia sejak September 2019. Ini menandakan bahwa Covid-19 mungkin telah menyebar keluar China lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
Secara umum, para ilmuwan di seluruh dunia meyakini bahwa SARS-CoV-2 pertama kali ditularkan dari hewan ke manusia di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan. Di pasar ini, sejumlah hewan liar, termasuk kelelawar, marmut, dan ular diperdagangkan secara ilegal.
Sementara itu, sejumlah ilmuwan di China mengeklaim bahwa SARS-CoV-2 tidak berasal dari Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, seperti yang telah diketahui selama ini. Menurut mereka, kemungkinan sebenarnya virus penyebab Covid-19 itu berasal dari India atau Bangladesh.
Dalam makalah yang dibuat oleh para peneliti di Shanghai Institute for Biological Sciences disebutkan bahwa virus corona itu sudah ada di India, sebelum wabah dimulai pada Desember 2019. Namun, teori ini masih diperdebatkan dan bahkan dianggap sebagai upaya China mengalihkan fakta bahwa asal pandemi di dunia dimulai dari Wuhan.