Kamis 10 Dec 2020 14:12 WIB

Jelang Nataru, Harga Telur dan Daging Ayam di Sukabumi Naik

Kenaikan harga telur dan daging ayam itu telah membebani ekonomi masyarakat.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
 Harga telur ayam melonjak di pasar tradisional Kota Sukabumi.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Harga telur ayam melonjak di pasar tradisional Kota Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menjelang Natal dan tahun baru (Nataru), harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat di pasar tradisional Kota Sukabumi merangkak naik. Khususnya harga daging ayam dan telur yang mengalami kenaikan harga.

"Harga komoditas sembako seperti telur ayam dan daging ayam mengalami kenaikan harga," ujar Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagrin) Kota Sukabumi Heri Sihombing kepada Republika, Kamis (10/12). 

Harga telur ayam naik dari Rp 26 ribu per kilogram menjadi Rp 28 ribu per kilogram. Sehingga terjadi kenaikan harga Rp 2.000 per kilogramnya. Kenaikan harga ini biasanya dikarenakan naiknya permintaan warga akan komoditas.

Sementara harga daging ayam broiler naik dari Rp 35 ribu per kilogram menjadi Rp 36 ribu per kilogram. Selain daging dan telur, komoditas lainnya yang naik adalah cabai merah besar TW dari Rp 55 ribu jadi Rp 58 ribu per kilogram.

Di sisi lain, sejumlah komoditas lainnya harga tetap stabil. Misalnya harga beras Ciherang Cianjur l Rp 11.500 per kilogram, beras Ciherang Cianjur ll Rp 10 ribu per kilogram, dan beras Ciherang Sukabumi Rp 9.400 perkilogram.

Sementara beras premium klas I Rp 12 ribu per kilogram dan harga terendah beras Rp 8.500 per kilogram. Harga lainnya yang stabil yakni daging sapi Rp 110 ribu per kiogram.

Sayuran kol masih dijual Rp 10 ribuper kilogram dan harganya belum turun dari awal Rp 6.000 per kilogram. Selanjutnya lobak dijual seharga Rp 10.000 per kilogram, buncis masih Rp 8.000 per kilogram serta bawang putih Rp 24 ribu per kilogram, dan bawang merah Rp 28 ribu per kilogram.

Heri mengatakan, petugas Dinas Kopdagrin terus memantau pergerakan harga barang kebutuhan pokok masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru. Selain itu untuk memastikan ketersedian sembako di tengah masyarakat.

Salah seorang warga Kota Sukabumi, Dadang (34 tahun) mengatakan, komoditas telur dan daging ayam sangat dibutuhkan warga. Sehingga ketika terjadi kenaikan harga maka akan membebani warga.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement