REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pengawas vaksin internasional mengungkapkan bahwa negara-negara kaya telah membeli vaksin yang cukup untuk memvaksinasi warga negaranya tiga kali lipat, sementara negara miskin akan menghadapi ketidakmampuan untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
"Sembilan dari 10 orang di 67 negara miskin berisiko tertinggal saat negara kaya bergerak menuju jalur pelarian mereka dari pandemi," kata Aliansi Vaksin Rakyat dalam sebuah pernyataan, Rabu (9/12).
Kanada menduduki peringkat teratas, dengan cukup vaksin untuk memvaksinasi setiap warganya sebanyak lima kali. Menurut aliansi itu, negara-negara kaya yang mewakili hanya 14 persen dari populasi dunia telah membeli 53 persen dari semua vaksin yang paling menjanjikan sejauh ini.
“Tidak seorang pun boleh diblokir untuk mendapatkan vaksin penyelamat nyawa karena negara tempat mereka tinggal atau jumlah uang yang ada di kantong mereka,” kata Anna Marriott, manajer kebijakan kesehatan Oxfam, yang tergabung dalam aliansi tersebut.
Marriott memperingatkan bahwa miliaran orang di seluruh dunia tidak akan menerima vaksin Covid-19 yang aman dan efektif selama bertahun-tahun kecuali ada perubahan dramatis.