REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dalam hitungan hari akan segera menerima vaksin Covid-19 buatan China.
Gelombang pertama vaksin yang dikembangkan Sinovac akan didistribusikan untuk petugas kesehatan mulai akhir Desember.
Berbicara setelah bertemu dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca memaparkan rencana pembagian 50 juta dosis vaksin di negaranya. Gelombang pertama 20 juta dosis akan diterima pada Desember dan Januari. Gelombang kedua akan tiba pada bulan Februari.
Turki terbuka untuk mendapatkan vaksin dari perusahaan lain setelah bulan Februari. Negara itu membutuhkan total 100 juta dosis dalam tiga bulan.
Pejabat Turki tengah menjalin hubungan dengan perusahaan Pfizer dan AstraZeneca untuk pengadaan vaksin itu. Jika penelitian membuktikan vaksin Rusia aman, maka itu juga bisa menjadi pilihan.
Turki ingin menerima jumlah dosis maksimum sesegera mungkin untuk menciptakan kekebalan massal.
Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac telah menyelesaikan uji coba fase-3 dan terbukti aman untuk penggunaan massal. Dosis pertama dari 3 juta dosis akan tiba di Turki dalam dua hingga tiga hari mendatang.
Laboratorium kesehatan masyarakat dan laboratorium Badan Obat dan Alat Kesehatan Turki akan mengevaluasi vaksin selama sekitar dua minggu. Kementerian Kesehatan akan memberikan izin penggunaan darurat jika vaksin ditemukan sesuai dengan standar di negara itu.
Turki berencana melakukan program vaksinasi Covid-19 dalam empat tahap. Vaksin ini akan diberikan dalam dua dosis, dengan selang waktu 14 hingga 21 hari, dan gratis untuk semua warga Turki.
Vaksinasi saat ini tidak wajib untuk setiap warga dan Turki ingin melakukan sosialisasi untuk meyakinkan warganya agar memungkinkan vaksinasi massal. Wanita hamil, warga yang berusia di bawah 18 tahun, dan mereka yang telah pulih dari Covid-19 dalam enam bulan terakhir, tidak akan divaksinasi dalam waktu dekat.
Mereka yang telah divaksinasi akan terdaftar dalam sistem institusi kesehatan. Daftar prioritas untuk program vaksinasi saat ini sedang disiapkan oleh satuan tugas penanganan Covid-19 negara itu.