REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty pada Senin (14/12) mengakui bahwa ada varian baru SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, di negaranya. Akan tetapi, ia mengungkapkan, tidak ada bukti varian baru yang terdeteksi di negara itu menyebabkan gejala yang lebih parah atau berbeda.
"Terdapat banyak varian. Kebetulan (varian) ini lebih banyak bermutasi dibanding beberapa varian lainnya, dan itulah sebabnya kami menanggapi hal ini secara serius," ucap Whitty.
"Akan tetapi, tidak ada yang menunjukkan bahwa gejalanya berbeda, bahwa pengujiannya berbeda, atau bahwa hasil klinisnya berbeda atas varian ini," katanya saat konferensi pers di Jenewa.
Lebih dari 1.000 kasus dari satu varian virus corona baru teridentifikasi dalam beberapa hari belakangan di Inggris, terutama di wilayah selatan. Hal itu dapat dikaitkan dengan lonjakan kasus, menurut Menteri Kesehatan Matt Hancock pada Senin.
"Berkat kapabilitas pakar genom kelas dunia yang kami miliki, beberapa hari terakhir ini kami berhasil mengidentifikasi varian baru virus corona yang kemungkinan terkait dengan cepatnya penyebaran di tenggara Inggris," ungkap Hancock di hadapan Parlemen, dikutip dari laman Telegraph, Senin (14/12).