Selasa 15 Dec 2020 19:57 WIB

Indonesia Prakarsai Resolusi Ketahanan Kesehatan Global

Prakarsa Indonesia ini didukung oleng 181 negara anggota PBB lainnya

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
 Seorang perawat menyuntikkan vaksinasi kepada seorang anak selama program vaksinasi polio dan difteri di Banda Aceh, Indonesia, 04 November 2020. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun program imunisasi dan vaksinasi global mencegah dua hingga tiga juta kematian akibat penyakit. seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza dan campak.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang perawat menyuntikkan vaksinasi kepada seorang anak selama program vaksinasi polio dan difteri di Banda Aceh, Indonesia, 04 November 2020. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun program imunisasi dan vaksinasi global mencegah dua hingga tiga juta kematian akibat penyakit. seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza dan campak.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Indonesia menginisiasi resolusi PBB mengenai kesehatan global dan kebijakan luar negeri, Senin (14/12) waktu setempat. Prakarsa Indonesia ini didukung oleng 181 negara anggota PBB lainnya.

Resolusi tersebut yakni "Global Health and Foreign Policy: Strengthening Health System Resilience through Affordable Healthcare for All" yang menekankan mengenai pentingnya layanan kesehatan yang mudah diakses dan terjangkau untuk perkuat sistem ketahanan kesehatan global. Resolusi ini difasilitasi Indonesia bersama Afrika Selatan, Brasil, Norwegia, Perancis, Senegal, serta Thailand.

Baca Juga

"Resolusi ini adalah bukti nyata kiprah Indonesia dalam memperjuangkan solidaritas global terkait kerja sama kesehatan, khususnya di masa pandemi Covid-19, dan hal ini juga merupakan terobosan penting karena akses dan layanan kesehatan yang terjangkau menjadi perhatian semua pihak," ujar Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dalam keterangan pers yang diterima Republika, Selasa (15/12).

Inisiatif Indonesia disebut bentuk nyata tindak lanjut dari pernyataan Presiden RI Joko Widodo saat memberikan pidato di Sidang Majelis Umum PBB ke-75. Saat itu, Jokowi menekankan pentingnya kolaborasi dan collective global leadership dalam penanganan pandemi.

Di sisi lain, Menlu Retno mengatakan resolusi ini juga sejalan dengan peran Indonesia sebagai Ketua Global Health and Foreign Policy Initiative, yang aktif mendukung upaya global mengatasi dampak pandemi Covid-19. Global Health and Foreign Policy Initiative beranggotakan tujuh negara.

Ketujuh negara tersebut yakni Afrika Selatan, Brasil, Indonesia, Norwegia, Prancis, Senegal, dan Thailand. Indonesia merupakan Ketua kelompok ini pada 2020.

Saat mempresentasikan resolusi dimaksud ke negara-negara anggota PBB, Indonesia juga menyampaikan resolusi ini meminta negara-negara anggota PBB untuk memperkuat sistem layanan kesehatan nasional yang terjangkau, membuat kebijakan inovatif terkait pembiayaan layanan kesehatan, dan tidak diskriminatif dalam mengatasi pandemi.

Resolusi juga mendorong pemerintah untuk bermitra dengan dunia usaha, LSM, dan kalangan akademik, termasuk apresiasi kepada tenaga kesehatan di masa pandemi.

Wakil Tetap RI di PBB Dubes Triansyah Djani menyampaikan dukungan berbagai negara atas inisiatif Indonesia ini tidak terlepas dari peran aktif diplomasi multilateral Indonesia di bidang kesehatan. Hal tersebut juga termasuk upaya Indonesia mendorong kerja sama negara-negara dalam mengatasi Covid-19.

Mengingat dampak pandemi yang sangat luas, resolusi juga meminta negara-negara anggota PBB memonitor dampak pandemi terhadap rantai produksi global. Indonesia juga menegaskan kembali pentingnya kerja sama dengan WHO dalam mengatasi pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement