Rabu 16 Dec 2020 14:09 WIB

Menlu: Indonesia tak Berniat Buka Hubungan dengan Israel

Indonesia tetap mendukung kemerdekaan Palestina dengan solusi dua negara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi.
Foto: Kementerian Luar Negeri RI
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan tak memiliki niat untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Pernyataannya merespons kabar yang menyebut telah ada pembicaraan antara perwakilan Israel dan Indonesia mengenai kemungkinan normalisasi hubungan.

"Mencermati sejumlah pemberitaan baru-baru ini yang mengatakan Indonesia akan segera menormalisasi hubungan dengan Israel, sebagai tindak lanjut arahan Presiden kepada Menteri Luar Negeri, saya ingin menyampaikan dua hal, pertama hingga saat ini tidak terdapat niatan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel," ujar Retno saat memberi pengarahan pers pada Rabu (16/12).

Baca Juga

Kedua, kata Retno, Indonesia tetap mendukung kemerdekaan Palestina berdasarkan solusi dua negara dan parameter internasional lainnya yang telah disepakati. Sebelumnya, media Israel Jerusalem Post, mengutip sumber diplomatik melaporkan bahwa Israel sedang melakukan pembicaraan tentang normalisasi hubungan diplomatik dengan Indonesia dan Oman.

Kabar itu muncul tak lama setelah Israel berhasil melakukan normalisasi diplomatik dengan Maroko. Oman diketahui menyambut pengumuman normalisasi antara kedua negara tersebut. Menurutnya hal itu akan memperkuat upaya menciptakan perdamaian di Timur Tengah.

"(Oman) menyambut baik apa yang diumumkan Raja Maroko Mohammed VI dalam panggilan teleponnya dengan Presiden AS (Donald) Trump dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan berharap ini akan lebih lanjut upaya untuk mencapai perdamaian yang komprehensif, adil, dan langgeng di Timur Tengah," kata Kementerian Luar Negeri Oman dalam sebuah pernyataan pada 11 Desember lalu.

Uni Emirat Arab (UEA) turut menyambut pengumuman normalisasi diplomatik Maroko dengan Israel. Menurut Abu Dhabi, hal itu dapat berkontribusi pada stabilitas kawasan. "Langkah ini, langkah berdaulat, berkontribusi untuk memperkuat pencarian bersama kita untuk stabilitas, kemakmuran, dan perdamaian yang adil serta langgeng di kawasan ini," kata Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan melalui akun Twitter pribadinya pada 10 Desember.

Maroko adalah negara Muslim keempat yang melakukan normalisasi dengan Israel. Sebelumnya Bahrain, UEA, dan Sudan telah terlebih dulu melakukan hal tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement