REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, menegaskan bahwa angkatan bersenjata siap berperang untuk melindungi kedaulatan negara. Pernyataan itu muncul ketika India dan China terlibat dalam kebuntuan masalah perbatasan di wilayah timur Ladakh sejak April.
"Saya ingin mengatakan lagi bahwa kami tidak menginginkan konflik tetapi perdamaian. Tetapi kami tidak akan mentolerir segala jenis serangan terhadap harga diri negara. Kami sepenuhnya siap untuk menghadapi situasi apa pun," kata Singh saat berbicara kepada personel angkatan udara di negara bagian selatan Telangana, Sabtu (19/12).
Dikutip dari SputnikNews, India dan China saling menuduh melanggar perjanjian perbatasan. Kedua negara raksasa Asia itu telah mengadakan beberapa pembicaraan tingkat militer dan diplomatik tetapi gagal mencapai konsensus untuk meredakan situasi.
Singh mengatakan, India telah berubah selama bertahun-tahun dan sekarang bersedia menanggapi segala jenis pelanggaran, agresi, atau tindakan sepihak apa pun di perbatasannya. Pernyataan itu muncul sehari setelah kedua negara melanjutkan dialog formal untuk membahas cara memulai pelepasan di wilayah Ladakh. Singh menggarisbawahi bahwa pasukan di Ladakh dilengkapi dengan senjata, peralatan, pakaian, dan jatah yang diperlukan.
Pada pertemuan ke-20 Mekanisme Kerja untuk Konsultasi & Koordinasi Urusan Perbatasan India-China (WMCC), kedua belah pihak memutuskan untuk bekerja memastikan pelepasan penuh di semua titik gesekan di sepanjang Garis Kontrol Aktual di sektor barat. Kedua negara telah mengerahkan aset militer bersama dengan sekitar 50.000 pasukan tambahan di wilayah Ladakh timur.
Hubungan antara kedua negara turun ke titik terendah pada Juni tahun ini. Sebanyak 20 tentara New Delhi tewas di Lembah Galwan akibat bentrok dengan Beijing dan masih belum diketahui berapa banyak tentara China yang tewas atau terluka dalam pertempuran itu.