Ahad 20 Dec 2020 13:22 WIB

Warga Jerman Disarankan Rayakan Natal Lewat Video Call

Merkel telah menyerukan warga Jerman agar tak melakukan perjalanan selama libur Natal

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
 Pemandangan pohon Natal di jalan perbelanjaan utama yang hampir kosong di Wilmersdorfer Street di Berlin, Jerman, 16 Desember 2020. Karena jumlah kasus penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 masih meningkat di seluruh Jerman, pemerintah telah memberlakukan penguncian paksa kedua dengan bisnis tutup dari 16 Desember hingga 10 Januari 2021.
Foto: EPA-EFE/FILIP SINGER
Pemandangan pohon Natal di jalan perbelanjaan utama yang hampir kosong di Wilmersdorfer Street di Berlin, Jerman, 16 Desember 2020. Karena jumlah kasus penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 masih meningkat di seluruh Jerman, pemerintah telah memberlakukan penguncian paksa kedua dengan bisnis tutup dari 16 Desember hingga 10 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN — Kanselir Jerman Angela Merkel kembali mengingatkan warganya agar tidak mengunjungi kerabat mereka selama perayaan Natal. Hal itu guna mencegah meningkatnya kasus baru Covid-19.

Sebagai gantinya, Merkel menyarankan warga Jerman melakukan video call atau panggilan video untuk saling bertukar salam. “Wanita dan pria yang ditempatkan jauh dari rumah untuk memastikan keamanan kita tahu apa artinya membatasi kontak dengan orang yang dicintai. Mereka tahu apa artinya hanya dapat menggunakan Skype dalam jangka waktu yang lama daripada bersama,” kata Merkel dalam podcast pekanannya pada Sabtu (19/12).

Baca Juga

Sebelumnya Merkel telah menyerukan warga Jerman agar tak melakukan perjalanan selama liburan Natal. Dia pun meminta warga membatasi kontak sosial. Merkel sangat menyoroti angka kematian akibat Covid-19 di negara tersebut.

Dia sudah memutuskan memperketat pembatasan sosial. Sebagian besar toko, termasuk sekolah dan tempat penitipan anak di Jerman, tutup. “Langkah-langka yang kita mulai pada 2 November belum cukup. Sistem kesehatan berada di bawah tekanan berat dan tujuan kita selalu menghindari kelebihan beban dari sistem perawatan kesehatan,” ujarnya.

Menurut data John Hopkins University, sejauh ini Jerman telah melaporkan hampir 1,5 juta kasus Covid-19. Lebih dari 25 ribu warga di sana telah meninggal akibat terinfeksi virus corona.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement