REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Pakistan pada Senin (21/12) mengatakan pihaknya telah menyampaikan kepada Uni Emirat Arab (UEA) bahwa Islamabad tidak akan mengakui Israel sampai "penyelesaian konkret dan permanen" untuk masalah Palestina.
"Saya dengan tegas menyampaikan sikap Pakistan tentang Israel kepada menteri luar negeri UEA bahwa kami tidak akan dan tidak dapat menjalin hubungan dengan Israel sampai solusi konkret dan permanen untuk masalah Palestina ditemukan," kata Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi kepada wartawan di timur laut Multan.
Penjelasan Qureshi datang hanya sehari setelah kunjungannya ke UEA, yang dianggap oleh banyak orang sebagai "penting" di tengah rumor bahwa Islamabad diam-diam telah mengirim utusan ke Tel Aviv. Islamabad telah membantah laporan tersebut, terutama dari media Israel.
Menanggapi pertanyaan mengenai laporan tentang dugaan tekanan dari Arab Saudi, UEA dan negara-negara Teluk lainnya untuk mengakui Israel, Qureshi mengatakan dirinya telah menjelaskan kepada mitranya di UEA tentang emosi dan perasaan yang dimiliki orang Pakistan tentang Palestina dan Kashmir. Qureshi mengatakan menteri luar negeri UEA, dia berpendapat, "sepenuhnya memahami perasaan kami" pada dua masalah tersebut.
Menlu Qureshi menekankan bahwa Perdana Menteri Imran Khan telah berkali-kali mengklarifikasi bahwa "tidak akan ada tekanan pada kami dalam hal ini." PM Pakistan menjadi berita utama bulan lalu ketika dia mengungkapkan bahwa Islamabad telah mendapat tekanan dari beberapa negara "sahabat" untuk mengakui Israel.
UEA, Bahrain, dan Maroko baru-baru ini menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel. Beberapa negara Teluk lainnya, termasuk Arab Saudi, juga mempertimbangkan opsi untuk menormalisasi hubungan. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Pakistan dengan sekutu Teluk terpukul karena "netralitas" pada beberapa masalah, termasuk perang di Yaman dan blokade Qatar oleh aliansi Arab yang dipimpin Saudi.
Riyadh juga tampaknya kesal dengan kritikan dari Islamabad atas sikap hangatnya terhadap sengketa Kashmir yang telah berlangsung lama.