REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- CEO BioNTech, Ugur Sahin pada Senin (21/12) mengatakan bahwa dirinya yakin vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaannya akan manjur melawan varian baru virus corona yang muncul di Inggris. Perusahaan tersebut kini tengah meneliti mutasi virus tersebut.
Sahin melalui stasiun televisi Bild TV menyebutkan perusahaan Jerman itu akan menyelidiki mutasi Covid-19 dalam beberapa hari ke depan, tetapi ia menilainya dengan tingkat kewaspadaan, seperti dikutip Selasa (22/12).
Pada Senin, negara di seluruh dunia menutup perbatasan mereka untuk Inggris lantaran khawatir dengan galur baru virus corona yang sangat menular. Ini berimbas pada kacaunya perjalanan dan berpotensi menyebabkan krisis pangan di Inggris.
Sahin berbicara tak lama setelah Uni Eropa merestui vaksin tersebut, yang dikembangkan bersama Pfizer dan akan diluncurkan usai perayaan Natal. Catatan dari CEO mengenai mutasi Inggris digaungkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang memperingatkan tanda bahaya besar, dengan mengatakan bahwa ini hal yang lumrah dari evolusi pandemi.
Sahin mengaku belum divaksinasi, tetapi akan melakukannya. Menurutnya, lebih penting bahwa pegawainya mendapatkan vaksin sehingga mereka dapat melanjutkan tugasnya.