REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Virolog di Wuhan Institue of Virology (WIV) Profesor Shi Zhengli mengatakan dirinya siap menyambut segala jenis kunjungan yang bertujuan menyingkap seluk-beluk dan asal-usul SARS-Cov-2 penyebab Covid-19. Pernyataannya muncul saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dijadwalkan mengutus tim penyelidik ke China pada Januari mendatang.
"Saya secara pribadi akan menyambut segala bentuk kunjungan, berdasarkan dialog yang terbuka, transparan, terpercaya, dapat diandalkan, dan masuk akal. Tapi rencana spesifik tidak diputuskan oleh saya," kata Profesor Shi, dilaporkan laman BBC, Selasa (22/12).
Dia menjawab beberapa pertanyaan via surel yang dikirim BBC. "Saya telah berkomunikasi dengan pakar-pakar WHO dua kali. Saya secara pribadi dan dengan jelas menyatakan bahwa saya akan menyambut mereka untuk mengunjungi WIV," ujarnya saat ditanya apakah penyelidikan dapat membantu mengesampingkan spekulasi bahwa Covid-19 muncul akibat adanya kebocoran dari laboratorium.
Tak lama setelah memberi pernyataan tersebut, kantor pers WIV menelepon BBC dan menjelaskan bahwa Profesor Shi berbicara sebagai pribadi dan tak mewakili lembaga. Profesor Shi dijuluki "China's Batwoman". Dia adalah tokoh berprestise dalam bidang virologi dan telah memperoleh pengakuan internasional.
Namamya harum karena penelitiannya mengungkap bahwa penyakit SARS yang menewaskan lebih dari 700 orang pada 2003 disebabkan oleh virus yang mungkin berasal dari spesies kelelaran di gua Yunnan. Sejak saat itu, Profesor Shi berada di garda depan sebuah proyek yang bertugas mencegah dan memprediksi wabah sejenis berlanjut di masa mendatang.
Proyek yang dipimpin Profesor Shi telah mengidentifikasi ratusan virus corona baru kelelawar. Mereka mengambil sampel feses binatang tersebut dan memusatkan penelitiannya di Wuhan. Namun, munculnya pandemi Covid-19 telah memantik dugaan adanya kebocoran dari laboratorium.
Ahli zoologi Inggris Peter Daszak adalah salah satu anggota tim yang akan dikirim WHO ke China. Sebelumnya, dia mengatakan bahwa teori kebocoran laboratorium sebagai teori konspirasi dan murni omong kosong. "Saya belum melihat bukti sama sekali tentang kebocoran laboratorium atau keterlibatan laboratorium dalam wabah ini," kata Daszak.
Menurutnya, pandemi Covid-19 terjadi secara alami. Hal itu disebabkan perambahan manusia ke habitat satwa liar. Pemandangan demikian dipamerkan di seluruh Asia Tenggara.
Saat ditanya tentang mengunjungi WIV untuk menyisihkan teori kebocoran laboratorium, Daszak menjawab "Itu bukan tugas saya untuk melakukan hal tersebut."
"WHO menegosiasikan kerangka acuan dan mereka mengatakan kita akan mengikuti bukti, dan itulah yang harus kami lakukan," ujar Daszak.