REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman menentang tuntutan Yunani untuk memberlakukan embargo senjata terhadap Turki atas ketegangan di Mediterania Timur, kata menteri luar negeri Jerman pada Selasa (22/12).
Menlu Jerman Heiko Maas mengatakan kepada kantor berita DPA bahwa dirinya melihat embargo senjata terhadap Turki " tidak tepat secara strategis".
Tidak mudah melakukan ini kepada anggota NATO, kata Maas, seraya menambahkan bahwa Turki dengan mudah membeli rudal dari Rusia ketika tidak bisa mendapatkannya dari AS.
Berbagi harapannya bahwa perselisihan di Mediterania Timur dapat diselesaikan melalui saluran diplomatik, Maas mengatakan, "Tentu saja, kami terus percaya bahwa ada solusi untuk konflik tersebut dan bahwa kami tidak harus secara permanen menghapus anggota NATO dari kerja sama senjata."
Yunani menyerukan embargo senjata Uni Eropa terhadap Turki karena ketegangan di Mediterania Timur menjelang KTT para pemimpin UE pada 10-11 Desember. Tetapi mayoritas pemimpin Eropa menentang gagasan embargo senjata atau sanksi ekonomi, sebaliknya memilih langkah yang lebih lembut.
Turki, yang memiliki garis pantai kontinental terpanjang di Mediterania Timur, menolak klaim batas maritim Yunani dan Siprus Yunani, dan menekankan bahwa klaim yang berlebihan ini melanggar hak kedaulatan Turki dan Siprus Turki.
Ankara mengirim beberapa kapal bor dalam beberapa bulan terakhir untuk mengeksplorasi energi di Mediterania Timur, menegaskan haknya sendiri di wilayah tersebut, serta hak milik Republik Turki Siprus Utara.
Para pemimpin Turki berulang kali mengatakan bahwa Ankara mendukung penyelesaian semua masalah yang luar biasa di kawasan itu melalui hukum internasional, hubungan bertetangga yang baik, dialog, dan negosiasi.