REPUBLIKA.CO.ID, CHERNOBYL -- Lebih dari tiga dekade sudah sejak bencana nuklir di Chernobyl, Ukraina memaksa ribuan orang dievakuasi. Namun seiring ramainya pengunjung ke daerah tersebut telah mendorong pemerintah Ukraina untuk mendapat status resmi dari UNESCO.
"Zona Chernobyl sudah menjadi landmark terkenal di dunia," kata pemandu wisata Chernobyl, Maksym Polivko dilansir dari Arab News pada Sabtu (26/12).
"Tapi hari ini daerah ini tidak memiliki status resmi," lanjut pria berusia 38 tahun itu tentang zona eksklusi di mana satwa liar yang tumbuh subur mengambil alih blok menara, toko, dan gedung resmi era Soviet yang sepi.
Status Chernobyl bisa berubah di bawah inisiatif pemerintah untuk memasukkan area tersebut masuk daftar Warisan Dunia UNESCO seperti Taj Mahal India atau Stonehenge di Inggris. Para pejabat Ukraina berharap pengakuan dari badan kebudayaan PBB akan meningkatkan situs tersebut sebagai objek wisata dan pada gilirannya mendukung upaya untuk melestarikan bangunan tua di sekitarnya.
Ledakan di reaktor keempat di pembangkit listrik tenaga nuklir pada bulan April 1986 menyebabkan wilayah Ukraina dan negara tetangga Belarusia terkontaminasi parah dan menyebabkan pembuatan zona pengecualian kira-kira seukuran Luksemburg. Otoritas Ukraina mengatakan mungkin tidak aman bagi manusia untuk tinggal di zona Chernobyl selama 24 ribu tahun lagi. Sementara itu, tempat ini telah menjadi surga bagi satwa liar dengan rusa yang berkeliaran di hutan di dekatnya.
Menteri Kebudayaan Ukraina Oleksandr Tkachenko menggambarkan masuknya wisatawan baru-baru ini dari dalam dan luar negeri sebagai bukti pentingnya Chernobyl. Ia menyebut Chernobyl
tidak hanya bagi orang Ukraina, tetapi juga bagi seluruh umat manusia.
Chernobyl dikunjungi 124 ribu turis tahun lalu, termasuk 100.000 orang asing setelah rilis serial televisi Chernobyl yang sangat populer pada tahun 2019. Tkachenko mengatakan, memperoleh status UNESCO dapat mempromosikan zona itu sebagai "tempat kenangan" yang akan memperingatkan agar tidak terjadi bencana nuklir berulang.
"Daerah itu mungkin dan harus terbuka untuk pengunjung, tetapi itu harus lebih dari sekedar tujuan petualangan bagi para penjelajah," ujar Tkachenko.
Pemerintah akan mengusulkan objek tertentu di zona itu sebagai situs warisan sebelum Maret tahun depan, tetapi keputusan akhir bisa datang paling lambat 2023. Setelah ledakan pada 1986, tiga reaktor lain di Chernobyl terus menghasilkan listrik hingga stasiun akhirnya ditutup pada 2000.
Tkachenko mengatakan upaya untuk mengamankan status UNESCO adalah prioritas baru setelah pekerjaan kubah pelindung raksasa di atas reaktor keempat selesai pada 2016. Dengan situs yang sekarang aman selama seratus tahun, dia berharap status warisan dunia akan meningkatkan jumlah pengunjung menjadi satu juta per tahun.