REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Varian baru dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang berasal dari Inggris dilaporkan telah menyebar ke lebih banyak negara di Eropa. Kekhawatiran atas wabah yang diyakini menyebar lebih cepat dari jenis virus itu membuat pembatasan dilakukan kembali secara ketat.
Jutaaan orang di Inggris telah menghadapi aturan pembatasan yang diberlakukan mulai Sabtu (27/12). Skotlandia dan Irlandia Utara juga diminta melakukan tindakan yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran varian baru SARS-CoV-2 yang diyakini menyebar lebih cepat.
Saat ini, Inggris menutup banyak area publik seperti pusat kebugaran dan kolam renang. Toko-toko atau bisnis yang dianggap tidak menjual barang-barang penting juga diminta tutup, serta restoran dan pub tak diizinkan melayani makan di tempat.
Kasus pertama dari varian baru SARS-CoV-2 di luar Inggris dilaporkan terjadi di Prancis, Spanyol, dan Swedia. Menurut laporan pada pekan lalu, seorang warga Prancis yang tinggal di Inggris dan sedang melakukan perjalanan ke negara asalnya dinyatakan positif terinfeksi varian baru.
Sementara itu, otoritas kesehatan di Ibu Kota Madrid, Spanyol mengatakan telah mengonfirmasi kasus varian baru SARS-CoV-2 pada empat orang. Semuanya dilaporkan dalam keadaan sehat, tanpa memiliki gejala khusus.
Sebelumnya, dilaporkan varian baru dari SARS-CoV-2 tampaknya telah menyebar dengan cepat di Inggris. Hal itu mulai menjadi kekhawatiran secara luas, dengan banyak negara lain yang mempertimbangkan larangan perjalanan dari Inggris.
Varian tersebut pertama kali terdeteksi di Inggris pada September. Pada November, strain baru SARS-CoV-2 ini dianggap bertanggung jawab atas sekitar seperempat kasus Covid-19 terbaru di London, dan pada pertengahan Desember terkait atas hampir dua pertiga kasus.
Varian serupa ditemukan di Afrika Selatan dan saat ini menyumbang 80 hingga 90 persen kasus baru di wilayah negara itu. Sejauh ini, varian tersebut tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau mematikan dibandingkan varian lainnya. Varian baru memiliki 17 perubahan genetik baru dibandingkan dengan varian sebelumnya, termasuk beberapa mutasi pada protein lonjakan yang terkenal, yang memungkinkan virus untuk mengikat reseptor ACE2 dan menginfeksi sel manusia.