REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Lebih dari tujuh juta pemilih terdaftar di Niger berpartisipasi dalam pemilihan umum pada Minggu untuk memilih kepala negara dan anggota Majelis Nasional baru.
Setelah dua periode berturut-turut, Presiden Mahamadou Issoufou, memutuskan tidak mencalonkan diri kembali sesuai dengan Konstitusi. Pemungutan suara di 26.000 TPS dibuka pada pukul 08.00 pagi (07.00 GMT) dan ditutup pada pukul 19.00 (18.00 GMT). Sebanyak 30 kandidat bersaing untuk menggantikan Issoufou.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres telah mendesak pasukan keamanan Niger untuk untuk melindungi warga sipil selama pemungutan suara. Dia meminta semua pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa pemungutan suara berlangsung dengan cara yang inklusif, damai, dan aman.
Mohamed Bazoum, pemimpin Partai Nigerien untuk Demokrasi dan Sosialisme sejak 2011, adalah salah satu kandidat presiden. Kandidat lainnya adalah Mahamane Ousmane, presiden pertama yang dipilih secara demokratis di Niger pada 1993. Dia digulingkan dalam kudeta militer tiga tahun kemudian.
Seiyni Oumarou, mantan perdana menteri, juga mencalonkan diri. Dia menjabat sebagai ketua Majelis Nasional pada 2009-2010. Boko Haram telah meneror negara itu dalam beberapa tahun terakhir dan menewaskan sedikitnya 27 orang di wilayah Diffa pekan lalu.