REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Pemerintah Turki menyatakan tidak akan mewajibkan vaksinasi virus korona baru kepada para warganya, kata pejabat kesehatan tertinggi negara itu, Minggu.
“Program vaksinasi kami sudah siap. Dengan para ilmuwan kami, kami akan melakukan upaya untuk meyakinkan masyarakat tentang perlunya vaksinasi terhadap virus korona,” kata Menteri Kesehatan Fahrettin Koca di Twitter.
Negara-negara di dunia, terutama di Eropa, mulai mendapatkan dan memberikan vaksin untuk mulai mengakhiri pandemi. Turki melaporkan 14.205 lebih banyak infeksi virus korona selama 24 jam terakhir, termasuk 2.806 pasien bergejala, Kementerian Kesehatan mengumumkan hari Minggu.
Beban kasus keseluruhan naik menjadi 2,14 juta kasus, termasuk tambahan terbaru. Sebanyak 21.196 pasien juga pulih, sehingga penghitungan menjadi 2,01 juta. Sedangkan jumlah kematian naik menjadi 19.878 dengan 254 tambahan.
Di seluruh negeri, 172.113 tes COVID-19 baru telah dilakukan, sehingga totalnya menjadi lebih dari 23,77 juta. Jumlah pasien dalam kondisi kritis saat ini mencapai 4.309 orang.
Sejak pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada Desember tahun lalu, pandemi telah merenggut lebih dari 1,76 juta jiwa di 191 negara dan wilayah, menurut Universitas Johns Hopkins yang berbasis di AS. Jumlah infeksi yang dikonfirmasi di seluruh dunia melebihi 80,7 juta sementara pemulihan mencapai 45,6 juta.