Selasa 29 Dec 2020 01:51 WIB

Imigran Sumbang Setengah Jumlah Pasien Covid-19 di Swedia

Swedia mengaku gagal menjangkau imigran dalam mencegah Covid-19

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nur Aini
 Orang-orang yang berjalan-jalan dalam cuaca dingin tapi cerah melewati tanda yang meminta untuk menjaga jarak sosial, di tengah penyebaran pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) yang terus menerus, di Stockholm, Swedia, 20 November 2020.
Foto: EPA-EFE/Fredrik Sandberg SWEDEN OUT
Orang-orang yang berjalan-jalan dalam cuaca dingin tapi cerah melewati tanda yang meminta untuk menjaga jarak sosial, di tengah penyebaran pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) yang terus menerus, di Stockholm, Swedia, 20 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Tingginya jumlah imigran di Swedia ikut menyumbang angka penambahan pasien Covid-19 di negara ini. Laporan dari media setempat mengungkapkan setengah dari total pasien Covid-19 di negara ini merupakan para imigran.

Jumlah pasien perawatan intensif Covid-19 dan kematian yang tinggi akibat virus ini mendorong Expressen, salah satu surat kabar terkemuka di negara itu, mengungkap pasien Covid imigran ini. Media ini pun mendesak pihak berwenang untuk mengakui fakta bahwa Swedia sudah menjadi "negara imigran".

Baca Juga

"Hampir setengah dari mereka yang menerima perawatan perawatan intensif untuk Covid-19 (46 persen) di Swedia adalah imigran," dalam laporan surat kabar Expressen, dilansir Sputniknews.com, Senin (28/12).

Dalam angka kematian Covid-19 di bawah usia 65, setengahnya juga memiliki latar belakang warga negara asing. Di mana ini dianggap media Swedia tersebut merupakan representasi jumlah ekstrem, karena banyaknya imigran, sekitar seperempat dari total populasi Swedia.

Surat kabar Expressen juga menunjuk pada faktor sosial ekonomi, seperti pendapatan, pekerjaan, kondisi sempit, dan kurangnya informasi bagi para imigran. Awal tahun ini, di tengah serangan pertama virus corona, otoritas Swedia mengaku gagal menjangkau komunitas imigran secara tepat waktu.

Pihak otoritas Swedia kemudian merilis informasi bahaya dan peringatan Covid-19, dalam bahasa para imigran agar mudah dipahami, seperti bahasa Arab, Persia dan Somalia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement