Selasa 29 Dec 2020 10:49 WIB

Palestina Desak Perlindungan Terhadap PBB dari Israel

Kelompok Israel Peace Now mengatakan aktivitas permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki meningkat berlipat ganda selama masa jabatan Trump - Anadolu Agency

Kelompok Israel Peace Now mengatakan aktivitas permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki meningkat berlipat ganda selama masa jabatan Trump - Anadolu Agency
Kelompok Israel Peace Now mengatakan aktivitas permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki meningkat berlipat ganda selama masa jabatan Trump - Anadolu Agency

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Perdana menteri Palestina pada Senin menyerukan perlindungan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari serangan pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki.

“Hal ini mengkhawatirkan bahwa agresi [pemukim] Yahudi terjadi di bawah pengawasan dan perlindungan tentara Israel,” kata PM Palestina Muhammad Shtayyeh pada pertemuan kabinet mingguan.

Baca Juga

"Kami menyerukan badan-badan PBB di Palestina untuk membentuk tim perlindungan untuk melindungi masyarakat kami dari serangan pemukim ini," kata Shtayyeh.

PM Palestina mengatakan pembangunan ribuan unit permukiman Yahudi "mengabaikan sikap internasional yang menolak pembangunan permukiman", menambahkan bahwa otoritas Israel mencoba untuk mengambil keuntungan dari masa-masa terakhir pemerintahan Trump AS.

Dia menuntut komunitas internasional untuk mengaktifkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2334 yang menghentikan apa yang dia sebut "proyek kolonial". Resolusi tersebut menggambarkan aktivitas pembangunan permukiman Israel sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap hukum internasional yang tidak memiliki "validitas hukum", menuntut agar hal itu dihentikan.

Kelompok hak asasi Israel Peace Now mengatakan dalam sebuah laporan terbaru bahwa aktivitas permukiman di wilayah Palestina meningkat berlipat ganda selama hampir empat tahun masa jabatan Trump.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/palestina-desak-perlindungan-terhadap-pbb-dari-israel/2091612
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement