REPUBLIKA.CO.ID, RABAT - Maroko dan Israel dikabarkan telah membahas prospek kerja sama industri dan kemitraan di lima sektor. Maroko mengikuti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan dalam bergerak menuju hubungan normal dengan Israel.
"Pagi ini, saya melakukan diskusi jarak jauh dengan mitra dari Israel, Amir Peretz, tentang prospek kerja sama industri bilateral," ujar Menteri Perindustrian Maroko Moulay Hafid Elalamy melalui Twitter resmi dikutip laman Middle East Monitor, Selasa (29/12).
"Sektor yang diidentifikasi meliputi tekstil, industri makanan, penelitian terapan di industri, teknologi hijau, dan energi terbarukan," ujarnya menambahkan.
Maroko dan Israel sepakat untuk menormalisasi hubungan dalam kesepakatan yang ditengahi dengan bantuan AS awal bulan ini. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, AS mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah Sahara, wilayah sengketa yang diklaim oleh Rabat dan front Polisario yang didukung Aljazair.
Rabat mengatakan langkah itu bukan normalisasi melainkan pemulihan hubungan resmi yang dimulai pada 1993 tetapi ditangguhkan pada 2002. Setelah UEA, Bahrain, dan Sudan, Maroko menjadi negara Arab keempat yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020. Yordania dan Mesir juga menjalin hubungan dengan negara Yahudi tersebut masing-masing pada tahun 1994 dan 1979.