Kamis 31 Dec 2020 10:13 WIB

Serangan Siber Sasar Pemerintah AS Lebih Cepat dari Prediksi

Rusia membantah berada di balik serangan siber ke badan pemerintah AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Serangan siber (ilustrasi)
Foto: Digitaltrends.com
Serangan siber (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator Amerika Serikat (AS) yang terlibat dalam isu keamanan siber mengatakan serangan siber terhadap badan-badan pemerintah AS yang dilaporkan bulan ini mungkin terjadi lebih awal dibandingkan perkiraan sebelumnya. Serangan tersebut sempat yakini terjadi pada musim semi lalu.

Awalnya penyidik mengira serangan terhadap lembaga-lembaga pemerintah dan organisasi swasta AS dimulai pada Maret atau April tahun ini. Peretas yang didukung Rusia diduga terlibat dalam serangan siber terhadap Kementerian Keuangan, Luar Negeri, Perdagangan dan Energi AS tersebut. Rusia membantah tuduhan itu.

Baca Juga

"Penggalian awal mungkin dimulai lebih awal," kata Senator Mark Warner, Kamis (31/12).

Warner yang berasal dari Partai Demokrat itu Wakil Ketua Komite Intelijen Senat AS. Ia mengatakan hingga kini penyelidikan terhadap peretasan itu masih aktif tapi pemerintah belum menemukan bukti kuat ada rahasia pemerintah yang dibobol peretas.

Warner mengatakan jarak antara undang-undang AS dan internasional mempersulit pelacakan dan penindakan peretasan skala besar. Ia menambahkan AS dan sekutu-sekutunya harus bertindak untuk memperketat kendali.

"Kami masih belum memiliki kewajiban pelaporan bagi sektor swasta atau sektor publik, lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeses serangan (terbaru) lebih lama dibandingkan yang ingin kami lakukan," kata Senator asal Virginia itu.

Warner mengatakan lemahnya undang-undang dan kebijakan AS untuk membalas serangan besar ini hasil dari 'lemahnya kebijakan (pemerintahan Presiden Donald) Trump'. Ia menambahkan selama pemerintahan Barack Obama, baik pemerintah maupun sektor swasta 'menolak dengan keras' isu meningkatkan kendali hukum di ruang siber.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement