REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan warganya tetap mematuhi aturan pembatasan dan protokol kesehatan selama merayakan malam Tahun Baru. Hal itu guna mencegah lonjakan kasus baru Covid-19.
"Saya ingin setiap warga negara saya mendukung perjuangan mengatasi pandemi dengan mengikuti aturan, khususnya pada malam Tahun Baru," kata Erdogan dalam pesan Tahun Barunya dikutip laman Yeni Safak pada Kamis (31/12).
Erdogan memperingatkan pandemi masih akan berlanjut selama beberapa waktu ke depan. "Kami sedang mempersiapkan negara kita untuk masa depan yang tidak pasti ini dengan mementingkan upaya penyediaan vaksin," ujarnya.
Turki telah menerima paket pertama vaksin yang dikembangkan Sinovac Biotech China. Sebanyak tiga juta dosis diangkut pesawat Boeing 777 dari Beijing dan mendarat di Bandara Esenboga, Ankara, pada Rabu (30/12) pukul 05.44 waktu setempat. Tiga juta dosis vaksin itu dimuat ke dalam 17 kontainer.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengumumkan kedatangan vaksin tersebut melalui akun Twitter pribadinya. Dia mengatakan proses vaksinasi akan dimulai 14 hari setelah tes.
“Segera setelah tes selesai, program vaksinasi kami akan dilakukan di bawah koordinasi Ditjen Bina Lingkungan. Kita akan sukses bersama," kata Koca dikutip laman Anadolu Agency.
Sebelumnya Koca telah mengumumkan bahwa Turki akan menerima 50 juta dosis vaksin Sinovac. Sebanyak 20 juta dosis pertama akan diberikan selama Desember 2020 dan Januari 2021. Koca mengatakan Turki juga akan membeli 30 juta dosis vaksin dari perusahaan farmasi Jerman BioNTech.
Untuk saat ini, Turki tidak akan mewajibkan vaksinasi bagi warganya. Namun pemerintah hendak meyakinkan publik tentang perlunya vaksinasi Covid-19. Tujuannya agar vaksinasi massal dapat dilakukan. Menurut data John Hopkins University, sejauh ini Turki telah mencatatkan lebih dari 2,1 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal melampaui 20 ribu jiwa.