REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Regulator Argentina pada Rabu (30/12) menyetujui vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford untuk penggunaan darurat. AstraZeneca mengatakan persetujuan yang dikeluarkan oleh Administrator Nasional untuk Teknologi Makanan dan Obat-Obatan (ANMAT) menjadikan Argentina sebagai salah satu negara pertama di dunia yang mengotorisasi vaksin tersebut,.
Sebelumnya, regulator Inggris memberikan lampu hijau untuk distribusi luas pada Rabu (30/12). Perusahaan itu mengatakan persetujuan tersebut adalah agar vaksin diberikan kepada orang-orang yang berusia di atas 18 tahun dalam dua dosis antara empat hingga 12 minggu.
Argentina memiliki kontrak untuk membeli 22,4 juta dosis vaksin AstraZeneca/Oxford. Menurut perusahaan, semuanya akan dikirimkan pada tahun 2021.
Presiden Argentina Alberto Fernandez mengatakan pada Agustus bahwa Argentina dan Meksiko juga akan bekerja sama untuk memproduksi vaksin AstraZeneca untuk sebagian besar Amerika Latin.
"Sebuah tahap baru dalam proses ini dimulai, kami merasa penuh harapan dan percaya diri untuk mencapai apa yang ingin kami lakukan sejak awal: akses yang luas dan adil, tanpa keuntungan dalam jangka waktu selama pandemi," kata Agustn Lamas, Presiden AstraZeneca di Southern Cone Amerika Latin.
Regulator Argentina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menilai peluncuran darurat vaksin untuk menghadirkan keseimbangan manfaat dan risiko yang dapat diterima. Argentina pada Malam Natal mulai memvaksinasi petugas kesehatan dengan menggunakan 300.000 dosis vaksin Sputnik V Rusia.
Argentina sedang mempersiapkan potensi gelombang kedua yang akan dihadapi negara-negara lain di kawasan termasuk Chile, Meksiko, dan Brasil. Sejauh ini tercatat 1.602.163 kasus COVID-19 dan 43.018 kematian.