REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK--Pemerintah Thailand telah memberlakukan larangan pada semua kegiatan yang mengumpulkan massa di daerah yang dilanda Covid-19. Kebijakan ini diyakini efektif dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus mematikan di kerajaan Gajah Putih.
Juru bicara Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) Thaweesilp Wissanuyothin mengatakan pertemuan publik akan dilarang di daerah yang sangat terkendali di mana lebih dari 50 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan dan dikendalikan di mana ada lebih dari 10 kasus yang dikonfirmasi. Dia mengatakan wabah terbaru telah menyebar ke 48 dari 77 provinsi di kerajaan itu.
"Lonjakan kasus Covid-19 setiap hari memang mengkhawatirkan. Kami tidak ingin melihat penguncian lagi," kata Thaweesilp dilansir dari kantor berita Bernama pada Ahad (3/1).
Saat ini, lockdown atau penguncian yang ditargetkan telah diberlakukan di beberapa daerah termasuk pulau resor Pattaya dan Hua Hin. Thaweesilp mengatakan gubernur provinsi telah diberi wewenang untuk melarang acara dan kegiatan apa pun yang menimbulkan risiko penularan.
Sementara itu, pihak berwenang juga mengimbau masyarakat untuk menghindari perjalanan guna membendung penyebaran Covid-19. Selama 24 jam terakhir, Thailand mencatat 250 kasus Covid-19 termasuk 241 penularan lokal, 29 di antaranya memiliki riwayat pergi ke outlet hiburan, sembilan terkait dengan klaster pasar udang Samut Sakhon, tiga dari klaster Rayong dan dua pekerja migran.
Sumber penularan sebanyak 198 kasus masih diselidiki dimana 108 kasus dilaporkan di Provinsi Chonburi dan 53 di Provinsi Rayong. Hingga saat ini, Thailand mencatat 6.690 kasus dengan 61 korban jiwa.