REPUBLIKA.CO.ID, AGRA -- India menambah jumlah kapasitas pengunjung yang diperbolehkan masuk ke monumen Taj Mahal menjadi 15.000 orang per hari. Penambahan ini disampaikan bersamaan dengan peringatan dari otoritas kesehatan terkait kerumunan di tempat wisata yang bisa berujung kepada meningkatnya kasus virus corona.
Makam dari abad ke-17, salah satu tujuan wisata terpopuler India, ditutup pada Maret lalu setelah pemerintah menetapkan pembatasan wilayah untuk menekan penyebaran virus corona. Ketika dibuka lagi pada September 2020, pengunjung pada awalnya hanya diizinkan kembali dalam jumlah yang terbatas.
Pejabat lokal mengatakan jumlahnya telah membengkak dalam beberapa pekan terakhir, mendorong mereka untuk meningkatkan batas maksimal kapasitas turis dari 10.000 per hari.
"Batas naik menjadi 15.000 tiket per hari jadi setiap turis bisa dapat tiket dan mengagumi monumen," kata arkeolog pemerintah Vasant Kumar Swarnkar dikutip dari Reuters.
Pada Rabu (30/12), ribuan turis, banyak di antaranya tanpa masker, berbondong-bondong mendatangi monumen marmer putih, berkerumun di sekitar loket karcis. Keluarga-keluarga juga berjalan-jalan di taman sekeliling Taj Mahal.
Pejabat kesehatan federal memperingatkan bahwa kepadatan yang berlebihan di tempat-tempat wisata dapat menyebabkan lonjakan lain dalam kasus virus corona. Apalagi, ada varian baru dari Inggris yang lebih menular dan telah terdeteksi di India.
India mencatat jumlah kasus virus corona tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat dan hampir 148.500 orang telah meninggal. Tetapi kasus harian telah mencapai titik terendah dalam enam bulan setelah mencapai puncaknya sekitar 98.000 pada bulan September.