Senin 04 Jan 2021 03:05 WIB

Yaman Terima Penerbangan Lagi Sejak Serangan Rudal

Penerbangan komersial pertama tiba sejak serangan rudal mematikan pekan lalu

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Sebuah ledakan besar menghantam bandara di kota Aden, Yaman selatan, pada Rabu (30/12).
Foto: EPA
Sebuah ledakan besar menghantam bandara di kota Aden, Yaman selatan, pada Rabu (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Sebuah pesawat mendarat pada Ahad (3/1) di bandara kota pelabuhan selatan Yaman, Aden. Para pejabat mengatakan penerbangan komersial pertama tiba sejak serangan rudal mematikan pekan lalu yang menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai 110 lainnya.

Serangan pada Rabu itu terjadi beberapa saat setelah sebuah pesawat yang membawa anggota Kabinet Yaman mendarat dalam penerbangan dari ibu kota Arab Saudi, Riyadh. Menurut Perdana Menteri Yaman, Maeen Abdulmalik Saeed, tiga rudal berpemandu presisi menghantam bandara dan menargetkan pesawat yang membawa anggota kabinet, aula kedatangan, dan ruang VIP bandara. Sayangnya, tidak ada yang mengaku dan bertanggung jawab atas serangan itu.

Menurut Kantor Berita SABA yang dikelola oleh Pemerintah Yaman, pada Ahad, bandara menerima penerbangan maskapai Yaman yang tiba dari ibu kota Sudan, Khartoum. Menteri Dalam Negeri Yaman Ibrahim Haidan dan Gubernur Aden Ahmed Lamlas berada di bandara untuk menerima penerbangan tersebut. Haidan mengatakan pembukaan kembali bandara yang cepat telah menggarisbawahi tekad pemerintah untuk mengatasi hambatan dan menghadapi kesulitan yang disebabkan oleh serangan pada Rabu lalu.

Dilansir Arab News, Ahad (3/1), Perang di Yaman dimulai pada 2014 ketika milisi Houthi yang didukung Iran menyerbu utara dan ibu kota, Sanaa. Tahun berikutnya, koalisi Arab turun tangan untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan. Hadi telah tinggal di Riyadh.

Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional menuduh Houthi melakukan serangan bandara serta serangan pesawat tak berawak di Istana Mashiq, Aden tak lama setelah perdana menteri dan kabinetnya dipindahkan ke sana Rabu. Para menteri Yaman kembali ke Aden dari Riyadh setelah dilantik pekan lalu sebagai bagian dari perombakan Kabinet.

Perubahan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan dengan Dewan Transisi Selatan yang separatis. STC adalah kelompok payung milisi yang berusaha memulihkan Yaman selatan yang merdeka dan sudah ada sejak 1967 hingga unifikasi pada 1990. Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional telah bekerja sebagian besar dari pengasingan yang dilakukan sendiri di Riyadh selama perang saudara yang berlangsung bertahun-tahun di negara itu.

Sementara itu, pejabat setempat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan tiga orang tewas di kota pelabuhan strategis, Hodeida. Tiga orang itu terdiri dari dua wanita dan seorang pria. Mereka tewas saat peluru mendarat pada Jumat di sebuah aula pernikahan di distrik Al-Hawk saat perayaan pernikahan sedang berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement