Senin 04 Jan 2021 21:10 WIB

Singapura akan Longgarkan Pembatasan Bagi Orang Divaksin

Singapura sudah mulai melakukan vaksinasi Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pengunjung mencuci tangan sebelum memasuki di Cat Cafe Neko no Niwa di Singapura, Jumat (19/6). Kafe kucing pertama di Singapura tersebut dibuka kembali pada 19 Juni 2020 setelah lebih dari dua bulan ditutup sebagai tindakan Singapura mencegah COVID-19. Kafe telah menerapkan pembatasan kapasitas, pemeriksaan suhu saat masuk masuk dan keluar, sementara pengunjung harus mematuhi langkah-langkah kebersihan dan jarak sosial yang ketat saat berada di kafe.
Foto: EPA-EFE/HOW HWEE YOUNG
Pengunjung mencuci tangan sebelum memasuki di Cat Cafe Neko no Niwa di Singapura, Jumat (19/6). Kafe kucing pertama di Singapura tersebut dibuka kembali pada 19 Juni 2020 setelah lebih dari dua bulan ditutup sebagai tindakan Singapura mencegah COVID-19. Kafe telah menerapkan pembatasan kapasitas, pemeriksaan suhu saat masuk masuk dan keluar, sementara pengunjung harus mematuhi langkah-langkah kebersihan dan jarak sosial yang ketat saat berada di kafe.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura akan mempertimbangkan pelonggaran pembatasan perjalanan bagi orang-orang yang telah divaksinasi. Saat ini, Singapura sudah mulai melakukan vaksinasi.

"Ada beberapa penelitian yang sedang berlangsung tentang keefektifan vaksin dalam mengurangi risiko penularan, dan kami memantaunya dengan sangat hati-hati," kata wakil kepala satgas penanganan Covid-19 Singapura Lawrence Wong di parlemen pada Senin (4/1).

Baca Juga

Dia menyebut saat ini pemerintah sedang menunggu hasil penelitian. "Jika ada bukti yang jelas bahwa risiko penularan dapat diturunkan secara signifikan, kami pasti akan mempertimbangkan beberapa relaksasi dari rezim SHN (stay home notice) untuk pelancong yang divaksinasi," ujar Lawrence.

Saat ini, Singapura melarang sebagian besar perjalanan rekreasi. Namun, ia memiliki perjanjian perjalanan resmi dengan negara-negara tertentu. Sebagian besar penduduk yang kembali ke sana diharuskan mengisolasi diri di hotel yang ditunjuk atau rumah hingga dua pekan.

Menurut data John Hopkins University, Singapura telah mencatatkan lebih dari 58 ribu kasus Covid-19. Sejauh ini, negara tersebut hanya melaporkan 29 kematian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement