REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Para ilmuwan di Institut Kesehatan Nasional (NIH) dan Moderna mungkin membutuhkan sekitar dua bulan untuk menentukan apakah dosis vaksin Covid-19 perusahaan itu dapat dikurangi separuhnya untuk menggandakan pasokan suntikan vaksin di Amerika Serikat, menurut NIH.
Kabar itu muncul saat AS bergelut dengan lonjakan kasus, dengan jumlah vaksinasi yang jauh dari target awal. Pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk mengurangi separuh dosis vaksin Moderna yang mengharuskan dua suntikan.
New York Times pertama kali yang melaporkan perkembangan tersebut, mengutip wawancara dengan Dr John Mascola, direktur Pusat Riset Vaksin di NIH. Kepala program vaksin federal, Operation Warp Speed, Moncef Slaoui, pada Sabtu melalui acara Face the Nation CBS mengatakan bahwa pejabat sedang membahas usulan tersebut dengan Moderna dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA).
FDA pada Senin (4/1) menyebutkan, usulan untuk mengubah dosis atau jadwal vaksin Covid-19 terlalu dini dan tidak didukung oleh data yang ada. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) mengatakan telah memberikan lebih dari 4,8 juta dosis pertama vaksin Covid-19 di negara tersebut hingga Selasa (5/1) pagi dan telah mendistribusikan 17 juta lebih dosis lainnya.