Rabu 06 Jan 2021 11:40 WIB

Korsel Targetkan 60 Persen Vaksinasi Sebelum Musim Gugur

Korsel ingin menjadi negara tercepat yang terbebas dari pandemi virus corona

Rep: Rizky Surya/ Red: Christiyaningsih
Seorang petugas kesehatan (kanan) mengumpulkan swab dari seorang warga untuk pengujian penyakit coronavirus (COVID-19) di klinik darurat di luar balai kota Seoul di Seoul, Korea Selatan, 05 Januari 2021.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Seorang petugas kesehatan (kanan) mengumpulkan swab dari seorang warga untuk pengujian penyakit coronavirus (COVID-19) di klinik darurat di luar balai kota Seoul di Seoul, Korea Selatan, 05 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mendorong percepatan jadwal pengiriman vaksin virus corona baru. Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun menargetkan lebih dari setengah populasi memperoleh vaksinasi Covid-19 sebelum musim gugur.

"Program pemerintah adalah pembentukan kekebalan masyarakat dengan menginokulasi 60-70 persen populasi (dengan vaksin) sebelum musim gugur tiba," kata Chung dilansir kantor berita Yonhap pada Selasa (5/1).

Baca Juga

"Jika rencana itu tercapai, Korea Selatan akan menjadi salah satu negara tercepat yang terbebas dari pandemi virus corona," tambah Chung.

Chung juga mencatat, pihak berwenang sedang bekerja untuk mempercepat jadwal pengadaan vaksin. Ia menyebut Pfizer akan mengirimkan vaksinnya mulai kuartal ketiga tahun ini.

"Namun pemerintah dan perusahaan terkait berupaya untuk mempercepat jadwal menjadi paling cepat Februari," ujar Chung.

Menurut pihak berwenang, negara tersebut telah mendapatkan dosis vaksin virus corona untuk 56 juta dari empat perusahaan farmasi dan proyek vaksin global Organisasi Kesehatan Dunia yang dikenal sebagai COVAX. Volume tersebut lebih dari cukup untuk menutupi populasi negara yang berpenduduk 52 juta itu.

Vaksin AstraZeneca akan dikirim pertama kali sekitar Februari dan Maret, diikuti oleh Janssen dan Moderna pada kuartal kedua dan Pfizer pada kuartal ketiga menurut pejabat kesehatan Korsel. Badan keamanan obat negara itu mengatakan telah memulai proses persetujuan untuk vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca pada Senin (4/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement