REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kekecewaannya karena China tidak mengizinkan tim investigasi masuk ke negara itu untuk menyelidiki asal usul Covid-19.
"Saya sangat kecewa dengan berita ini karena dua anggota telah memulai perjalanan mereka dan yang lainnya tidak bisa melakukan perjalanan pada menit-menit terakhir," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam webinar pers, Selasa (5/1).
Dia mengatakan bahwa para pejabat China belum menyelesaikan izin yang diperlukan untuk kedatangan tim di China. Tim itu akan mengunjungi Kota Wuhan, tempat Covid-19 pertama kali muncul pada Desember 2019.
Saat ini, ada lebih dari 86 juta kasus virus corona di seluruh dunia, dengan lebih dari 1,86 juta kematian terkait, menurut Universitas Johns Hopkins Amerika Serikat.
"Saya telah diyakinkan bahwa China mempercepat prosedur internal untuk pengerahan sedini mungkin. Kami sangat ingin agar misi tersebut berjalan secepat mungkin," ujar Ghebreyesus.
Pada Juni, Presiden Donald Trump mengatakan China memiliki kendali penuh atas WHO dan mengklaim bahwa pejabat China mengabaikan kewajiban pelaporan mereka kepada badan kesehatan itu selama pandemi.
Sementara itu, Mike Ryan, direktur eksekutif darurat kesehatan WHO, mengatakan WHO beroperasi dengan pemahaman bahwa tim akan mulai ditempatkan di China pada Selasa.
"Mereka datang dari jauh dan melalui perjalanan yang sulit," ungkap Ryan.
Namun, kata dia, terlihat jelas bahwa persetujuan yang diperlukan belum didapatkan, khususnya terkait dengan izin visa. Ryan mencatat bahwa kepala WHO telah mengambil tindakan dan berbicara dengan pejabat senior China dan telah sepenuhnya mengisyaratkan kepada mereka tentang sifat kritis yang mutlak dari penyelidikan tersebut.
"Kami percaya, dan kami berharap ini hanya masalah logistik dan birokrasi yang dapat diselesaikan dengan cepat," kata dia.