REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Stasiun televisi Pemerintah Suriah mengatakan, Israel menyerang selatan negara itu. Serangan ini yang ketiga kalinya dalam 10 hari terakhir. Rudal-rudal Israel mengincar pangkalan militer Garda Revolusi Iran.
Juru bicara militer Suriah mengatakan, rudal-rudal yang terbang di atas Dataran Tinggi Golan mengincar sejumlah lokasi tapi sejumlah rudal sudah dijatuhkan sistem pertahanan udara. Siaran langsung menunjukkan, sebuah gedung multi lantai terbakar.
"Pertahanan udara kami merespons agresi udara Israel di sejumlah target di wilayah selatan," kata media pemerintah mengutip pernyataan juru bicara angkatan bersenjata Suriah, Kamis (7/1).
Dua pembelot militer mengatakan, satu rudal menghantam wilayah Kisswa di selatan pinggir ibu kota Damaskus serta satu di pangkalan militer yang digunakan kelompok Hizbullah yang didukung Iran. Juru bicara militer Israel belum memberikan komentar.
Bulan lalu, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel Aviv Kochavi mengatakan, serangan rudal dilancarkan 'untuk memperlambat kubu Iran di Suriah'. "Tahun ini, kami sudah menyerang lebih dari 500 target, di semua sisi, selain sejumlah misi rahasia," katanya.
Israel yakin, pangkalan-pangkalan di timur, tengah, dan selatan Suriah yang mereka serang beberapa bulan terakhir ini digunakan milisi-milisi bersenjata yang didukung Iran. Hal ini diungkapkan sumber intelijen dan pembelot militer yang mengenal lokasi-lokasi tersebut.
Sumber-sumber intelijen negara Barat mengatakan, Israel meningkatkan serangannya di Suriah pada bulan lalu. Serangan ini sebagai salah satu perang bayangan yang disetujui Amerika Serikat dan kebijakan anti-Iran yang merusak kekuatan militer Iran tanpa memicu permusuhan yang lebih buruk.
Mereka mengatakan, beberapa tahun terakhir Israel memperluas target mereka di seluruh Suriah. Ribuan milisi yang didukung Iran, merebut kembali wilayah pemberontak untuk Presiden Bashar al Assad dalam perang sipil yang berlangsung hampir satu dekade.