Jumat 08 Jan 2021 13:40 WIB

Israel Khawatir Alami Skenario yang Sama dengan Capitol Hill

Anggota parlemen dan politikus Israel khawatir negaranya alami kerusuhan seperti AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pria mengenakan masker dengan gambar bendera Israel. Ilustrasi.
Foto: EPA
Pria mengenakan masker dengan gambar bendera Israel. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pejabat-pejabat dan partai politik Israel mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang tidak memberikan komentar mengenai penyerbuan massa pendukung Donald Trump ke Capitol Hill. Middle East Monitor melaporkan mereka menyuarakan kekhawatiran peristiwa itu dapat terjadi di Israel.

"Netanyahu harus menghubungi temannya Donald Trump untuk memberitahu kejadian itu tidak akan terulang di Israel," kata anggota Knesset, parlemen Israel, Orna Barbivai, seperti yang terjemahkan Shehab News Agency, Jumat (8/1).

Baca Juga

"Apa yang terjadi di Washington dapat terjadi di Israel satu hari setelah pemilihan, karena Netanyahu melanjutkan hasutannya terhadap pengadilan," kata anggota Knesset lainnya, Eli Avidar.  

Anggota Knesset Ofer Shelah mengatakan apa yang terjadi di AS sebagai negara demokrasi terkuat mengindikasi satu orang dapat menekan fondasi sebuah negara. Karena itu, menurutnya, sistem demokrasi Israel harus dilindungi sebelum terlambat.

Ketua Partai New Hope Gideon Sa'ar mencatat apa yang terjadi di AS dapat terjadi di Israel mengingat polarisasi dan ekstremisme di negara itu. Anggota Knesset Ron Huldai mengatakan Netanyahu sengaja menolak berkomentar mengenai kejadian menjijikkan di Washington karena ia juga menilai dirinya lebih penting dari negara.

"Percobaan kudeta di Amerika Serikat adalah hasil dari upaya Trump menyakinkan pendukungnya kemenangannya keputusan suci dan Partai Demokrat tidak dapat mengubah itu. Sayangnya banyak pihak sayap kanan yakin demokrasi yang bekerja satu arah. Karena itu saya berharap tidak pernah terjadi di Israel, tapi saya tidak menjanjikan hal itu," kata anggota Knesset, Tamar Zandberg.

Politikus Israel Eldad Yaniv mengatakan setelah menghina institusi dan prinsip-prinsip demokrasi, hari pemungutan suara menandai klimaksnya. Klaim kecurangan yang dituduhkan Trump mendorong pendukungnya menggunakan senjata dan menyerbu Kongres.

Menurutnya apa yang telah Netanyahu lakukan selama empat tahun terakhir serupa dengan apa yang Trump lakukan. Ia khawatir skenario yang sama dapat terjadi lagi.

"Netanyahu kerap menyebarkan klaim dan kebohongan mengenai konspirasi untuk menjatuhkannya dengan argumen yang lemah dan kepalsuan. Dia membawa Israel menjalani pemilihan umum empat kali dan ia tidak segan-segan membawa negara ke pemilihan yang kelima," kata Yaniv.

Menteri Luar Negeri wilayah pendudukan Israel Gabi Ashkenazi mengungkapkan kekecewaannya terhadap serangan ke Kongres AS. Ia juga mengecam keras peristiwa tersebut.

"Sejak kemerdekaan, AS, teman kami yang hebat dan tulus, telah menjadi mercusuar demokrasi dan membela nilai-nilai kebebasan, keadilan, dan kemerdekaan," katanya.

"Kami yakin rakyat Amerika dan perwakilan terpilih mereka tahu bagaimana caranya menghalangi serangan ini dan terus mempertahankan nilai-nlai yang telah Amerika Serikat bangun," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement