Jumat 08 Jan 2021 14:00 WIB

Polisi Capitol: Laporan Kematian Petugas tidak Akurat

Laporan yang menyebut ada perwira tewas setelah penyerbuan Capitol dibantah polisi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Polisi Capitol AS melihat dari balik pecahan kaca di pintu rotunda Capital di Front Timur Capitol AS setelah pengunjuk rasa pro-Trump menyerbu lapangan yang mengarah ke kekacauan, di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Berbagai kelompok pendukung Trump telah membobol Capitol AS dan melakukan kerusuhan saat Kongres bersiap untuk bertemu dan mengesahkan hasil pemilihan Presiden AS 2020.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Polisi Capitol AS melihat dari balik pecahan kaca di pintu rotunda Capital di Front Timur Capitol AS setelah pengunjuk rasa pro-Trump menyerbu lapangan yang mengarah ke kekacauan, di Washington, DC, AS, 06 Januari 2021. Berbagai kelompok pendukung Trump telah membobol Capitol AS dan melakukan kerusuhan saat Kongres bersiap untuk bertemu dan mengesahkan hasil pemilihan Presiden AS 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Laporan media yang menyebut seorang perwira telah tewas setelah penyerbuan Capitol oleh pendukung Presiden Donald Trump tidak akurat. Keterangan itu disampaikan Polisi Gedung Kongres Amerika Serikat, Capitol, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (7/1).

Badan tersebut mengatakan beberapa petugas terluka dan beberapa lainnya dirawat di rumah sakit setelah kerusuhan Rabu. Akan tetapi tidak ada petugas yang meninggal.

Baca Juga

Sebanyak empat orang tewas di halaman Gedung Kongres Amerika Serikat, Capitol. Sementara 52 orang ditangkap usai pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung itu, Rabu (6/1) waktu setempat, untuk menghentikan pengesahan hitungan suara pemilu yang dimenangkan Joe Biden.

Dalam konferensi pers usai kejadian, Kepala Departemen Kepolisian Metropolitan Robert J. Contee menyebut 47 dari 52 orang yang ditahan itu terkait dengan pelanggaran jam malam pukul 18.00. Sebanyak 26 di antaranya ditangkap di halaman Gedung Capitol.

Sedangkan sejumlah orang lainnya ditangkap karena membawa senjata api tak berizin atau yang dilarang. Contee tidak bersedia memberikan identitas seorang perempuan yang tewas ditembak petugas kepolisian. Dia menyebut bahwa informasi lanjutan mengenai hal itu masih ditangguhkan.

Contee mengatakan tiga orang lainnya meninggal dunia karena keadaan medis. Sebagai tambahan, ujar Contee, dua bom pipa berhasil diamankan dari kantor komite nasional bipartisan dari Republik dan Demokrat tersebut, juga tempat pendingin di sebuah kendaraan di halaman gedung yang berisi bom molotov.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement