Sabtu 09 Jan 2021 04:23 WIB

Pemkot Bandung Kaji Sekolah Menjadi Tempat Isolasi Mandiri

Ruang isolasi tersebut nanti harus terstandarisasi serta terdapat petugas pengawas

Rep: fauzi ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Warga menyemprotkan cairan disinfektan di area ruang isolasi pasien Covid-19 di Jalan Bapa Ampi, Baros, Kota Cimahi, Ahad (15/11). Warga RW 05 Kelurahan Baros berinisiatif mengubah gedung serbaguna menjadi ruang isolasi yang diberi nama Ranggon Imani (Ruang Kanggo Isolasi Mandiri) guna mengantisipasi dan penanganan awal jika ada warga di kawasan tersebut yang terpapar Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga menyemprotkan cairan disinfektan di area ruang isolasi pasien Covid-19 di Jalan Bapa Ampi, Baros, Kota Cimahi, Ahad (15/11). Warga RW 05 Kelurahan Baros berinisiatif mengubah gedung serbaguna menjadi ruang isolasi yang diberi nama Ranggon Imani (Ruang Kanggo Isolasi Mandiri) guna mengantisipasi dan penanganan awal jika ada warga di kawasan tersebut yang terpapar Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sedang mengkaji pemanfaatan ruang sekolah untuk digunakan sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 yang berstatus tanpa gejala (OTG). Saat ini, keterisian kamar hotel yang dimanfaatkan bagi pasien Covid-19 berstatus OTG sudah mencapai 90 persen lebih.

"Isolasi mandiri di hotel ini angkanya 93.3 persen yang tentunya harus dioptimalkan bagaimana kita meningkatkan jumlah tempat isolasi mandiri dengan mengacu kepada intruksi gubernur bahwa sekarang mengakselerasi isolasi mandiri di tingkat kelurahan dan kecamatan," ujar Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, Jumat (8/1).

Ia mengatakan, pihaknya mengusulkan pemanfaatan ruang sekolah yang tidak digunakan selama pandemi Covid-19 karena saat ini siswa belajar di rumah. Pelaksanaannya sendiri akan dilakukan oleh pihak kecamatan.

"Nah tadi ada ide bagus dari salah satu Camat Arcamanik sedang dijajaki karena sekarang ini proses belajar mengajar tatap muka masih PJJ. Sekolah bisa dijadikan alternatif tapi nanti pelaksanaannya menunggu dari kecamatan dan itu diapresiasi ide itu," katanya.

Ema mengatakan, jika dapat direalisasikan maka Wali Kota Bandung akan mendukung hal tersebut. Namun, ia menyebut ruang isolasi tersebut nanti harus terstandarisasi serta terdapat pengawas yang memantau perkembangannya.

"Kalaupun dilakukan, pak wali kota akan mensupport. Saya pikir sangat logis sekolah atau aula tapi tentu terstandarisasi dan ada kepala puskesmas yang nantinya tentunya akan memberikan teknis kalau seandainya menjadi ruang isolasi," katanya.

Ia mengatakan, pemanfaatan hotel sebagai ruang isolasi mandiri bagi pasein Covid-19 berstatus OTG relatif membutuhkan waktu lama untuk proses kerjasama. Oleh karena itu, sekolah dimanfaatkan sebagai ruang isolasi dapat dimaklumi.

Ema menambahkan, saat ini tingkat keterisian tempat tidur di ruang isolasi di rumah sakit mencapai 1.094 unit dari 1.225 tempat tidur yang tersedia atau mencapai 89,31 persen. Ia mengatakan, angka tersebut turun dari 19 Desember tahun 2020 lalu yang mencapai 90,56 persen.

"Artinya ada angka menggembirakan secara psikologi bahwa tidak terus meningkat mendekat ke 100 persen tapi menurun. Mudah-mudahan terus menurun supaya di Bandung tidak terjadi over kapasitas," katanya.

Ema tidak berharap di Kota Bandung terjadi chaos dari sisi psikologi. Ia melanjutkan, keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSKIA) mencapai 63 unit dari 70 tempat tidur atau 90 persen lebih. Pihaknya mendorong agar RSKIA menambah kapasitas sebanyak 50 tempat tidur.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement