REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengkritik pendistribusian vaksin Covid-19 yang hanya menjangkau negara-negara dengan penghasilan tinggi. Menurutnya solidaritas diperlukan agar vaksin juga dapat tersedia bagi negara-negara berpenghasilan rendah atau miskin.
“Sains berhasil, tapi solidaritas gagal. Vaksin mencapai negara-negara berpenghasilan tinggi dengan cepat, sementara yang termiskin di dunia tidak memiliki sama sekali,” kata Guterres dalam sebuah pesan video pada Jumat (15/1).
Dia mendesak negara-negara kaya agar membagi kelebihan dosis vaksinnya. “Beberapa negara mengejar kesepakatan sampingan, bahkan memperolehnya di luar kebutuhan,” ucapnya.
Guterres turut menyoroti jumlah kematian akibat pandemi yang telah mencapai dua juta jiwa. “Sayangnya dampak mematikan dari pandemi semakin parah dengan tidak adanya upaya terkoordinasi global,” ujarnya.
Pada Maret lalu, Guterres telah mendesak para pemimpin negara anggota G20 mengadopsi rencana “masa perang” untuk menghadapi pandemi Covid-19. Dia juga mendesak para pemimpin G20 membentuk satuan tugas gabungan guna menangani pandemi. Namun G20 tak mengambil tindakan apa pun.