REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB memprediksi pertengahan 2019 dan 2020 ada sekitar tujuh hingga delapan juta orang yang melakukan migrasi internasional. Namun pandemi Covid-19 mendorong lembaga internasional itu harus mengoreksi prediksinya.
Dalam laporan terbarunya, PBB memperkirakan pada pertengahan 2020 hanya sekitar lima juta orang yang melakukan imigrasi internasional. Kebijakan pandemi seperti penutupan perbatasan yang diterapkan banyak negara mengurangi jumlah orang yang melakukan perjalanan.
"Pada pertengahan 2020 kami merasa mungkin sebanding jika tidak lebih," kata ketua penulis laporan yang dirilis Departemen Ekonomi dan Sosial PBB, Clare Menozzi, Sabtu (16/1).
Saat virus corona menyebar ke seluruh dunia mulai Maret 2020 banyak negara yang menutup perbatasannya. Menozzi mengatakan pertumbuhan imigrasi internasional pun terhenti selama empat bulan.
"Pada Agustus 2020, 219 negara dan teritori di seluruh dunia memberlakukan lebih dari 80 ribu larangan terbang," kata Direktur Populasi PBB John Wilmoth.
Selama dua dekade terakhir jumlah imigrasi internasional meningkat pesat. Wilmoth mengatakan berdasarkan perkiraan terakhir 'jumlah imigrasi internasional pada tahun 2020 mencapai 281 juta orang'.
"Naik dari 173 juta orang pada tahun 2000, jumlahnya 3,6 persen dari total populasi global," katanya.